Menjelang hari terlewati tadi malam, Prabowo kembali mengeluarkan pernyataan di tengah aksi massa 22 Mei. Beberapa jam sebelumnya, massa sempat bertindak agresif di depan kantor Bawaslu. Setelah sempat dikendalikan oleh pihak keamanan, kondisi menjadi lebih kondusif.
Dalam pernyataannya, Prabowo meminta agar para pendukungnya percaya pada jalur-jalur konstitusional yang tengah ditempuh. "Percayalah kepada pemimpin-pemimpinmu, kita sedang berjuang dengan semua jalur-jalur hukum dan konstitusional," tutur Prabowo.
"Kita harus ingat kepentingan rakyat banyak. Untuk itu, saya mohon Saudara-saudara selalu tenang, bersikap sabar," kata Prabowo melalui video yang diunggah melalui akun Twitter resminya.
Ada dua makna yang dapat terlihat dari pernyataan Prabowo ini.
Pertama, Prabowo kembali ingin mencitrakan dirinya sebagai seorang negarawan yang mementingkan kepentingan bangsa dan negara di atas apapun juga. Massa yang berkumpul jelas adalah massa pendukungnya, sehingga Prabowo perlu mengambil langkah untuk menjaga dari tindakan yang lebih buruk lagi.
Kedua, Prabowo mungkin baru sadar bahwa aksi massa pendukungnya ini ternyata berdampak buruk karena telah memakan korban jiwa dan merusak berbagai fasilitas publik yang ada. Kemanusiaan Prabowo mungkin tersentak, sehingga kembali jernih melihat situasi yang ada.
Kedua hal ini mungkin terlihat bertolak belakang, pernyataan kenegarawanan Prabowo seringkali berlawanan dengan apa yang terjadi di lapangan. Jika dilihat, potensi ini sebenarnya telah dapat terlihat sebelum aksi 22 Mei.
Resistensi terhadap konsitusi,kerap terjadi di level eksekutor, karena kelompok-kelompok yang bernaung di Prabowo, lebih condong mementingkan kepentingan sesaat dan berani mengorbankan kepentingan orang banyak. Tidak seperti yang disuarakan Prabowo selama ini.
Dari berbagai kondisi yang ada, pilihan yang rasional yang harus diambil oleh Prabowo adalah terus mengumandangkan hal-hal yang positif, berisi pesan damai dan perjuangan konstitusional. Hal ini disebabkan karena Prabowo sadar, bahwa hal tersebut dapat kontraproduktif dengan langkah yang diambil selanjutnya.
Mengapa? Karena energi kubu Prabowo sekarang adalah menyiapkan diri untuk menyiapkan argumentasi dan bukti yang cukup menuju MK. Bukanlah hal yang mudah menyiapkan bukti dan argumentasi hukum untuk membuktikan bahwa kecurangan yang ada bersifat terstruktur, sistimatis dan masif.