Kemarin saya menyaksikan sebuah dialog di salah satu stasiun televisi yang menghadirkan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua.
Max dihadirkan untuk menjelaskan pendapat Demokrat tentang polemik yang terjadi yang membuat Demokrat meradang. Mulai dari soal 62 persen, "setan gundul, dan pernyataan Kivlan Zen yang mengatakan bahwa SBY itu "licik".
Menariknya, Max terkesan tidak mau balik menyerang Kivlan Zen. Max malah lebih memilih untuk menyalahkan Andi Arief sebagai biang kerok dari segala permasalahan ini.
"Yang saya sesalkan dan saya prihatin, kenapa Demokrat bukan partai-partai lain. Saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Pak idayat Nur Wahid, kalau ada masalah kita selesaikan di dalam dahulu baru kita lemparkan ke luar" kata Max.
"Saya sama sekali tidak setuju dengan Andi Arief dengan cara seperti itu" tambah Max Sopacua.
Max lantas menjelaskan tentang filosofi partai yang dibangun sejak 2001 tersebut yaitu Million Friend Zero Enemy, gara-gara Andi, Demokrat menjadi Million Enemy Zero Friend.
"Lebih baik kita periksa dulu segala-galanya sebelum kita sampaikan ke luar" tambah Max Sopacua.
Pernyataan Max ini tentu bertolak belakang dengan pernyataan beberapa elit demokrat yang terlihat mendukung Andi Arief. Sebut saja Ferdinand Hutahaean dan Jansen Sitandaon yang seperti bergerak bersama Andi Arief untuk terus menggasak dengna isu "Setan gundul" dan 62 persen.
Lebih lanjut, ketika ditanya tentang pernyataan Waketum Gerindra, Arief Puyuono yang meminta agar Demokrat didepak dan menyebut serangga undur-undur untuk menggambarkan sikap Demokrat, Max malah melihat hal itu sebagai sebuah kewajaran.
"Itu sebuah keniscayaan dari koalisi, kenapa? Partai Gerindra adalah pemimpin koalisi disana, jika dia merasa tidak happy dengan hal-hal yang terjadi dari Partai Demokrat wajar-wajar saja dia mengeluarkan statement seperti itu. Namun tidak segampang itu Demokrat didepak dari sana, karena kita mempunyai komitmen politik" kata Max.
Di akhir wawancara, Max Sopacua menegaskan bahwa posisi strategis bagi Demokrat adalah tetap menjaga kebersamaan hingga akhir perjuangan koalisi.