Jokowi ternyata tidak mau lebih lama membahas kabinet. Kemarin malam dalam pertemuan konsolidasi dengan elite Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, hal itu tergambar dengan jelas.
Salah satunya dikatakan oleh Juru Bicara TKN, Adian Napitapulu. "Bahas kabinet dikit," ujar Adian, Senin (29/4/2019). Dalam pertemuan ini juga hadir Wakil Ketua TKN yang berasal dari partai, yakni Lodewijk Freidrich Paulus (Golkar), Abdul Kadir Karding (PKB), Johny G Plate (NasDem) dan Sekjen PDIP yang juga Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto.
Hasto kembali menegaskan yang dikatakan oleh Adian. "Kita move on saja. Saatnya bicara Indonesia ke depan, bagaimana struktur kabinetnya, apa skala prioritas kebijakan Pak Jokowi dan lain-lain," kata Hasto menjelaskan esensi pertemuan.
Meskipun Jokowi mengatakan akan menunggu pengumuman resmi KPU, namun pembahasan tentang kabinet memang segera harus dilakukan.
Paling tidak ada 3 (tiga) alasan untuk menjelaskan hal ini. Pertama, seperti yang dikatakan Hasto, Jokowi sudah harus cepat merencanakan programnya untuk periode kedua sebagai lanjutan dari program pertama.
Membicarakan kabinet sebagai bagian untuk meletakan orang dan komposisi yang tepat untuk memastikan bahwa program di periode kedua akan berjalan baik atau bahkan lebih baik dari periode sebelumnya.
Kedua, Jokowi sudah memulai langkah untuk berdiskusi dengan pendukungnya untuk segera mempersiapkan kader terbaik mereka untuk masuk dalam kabinet.
Meskipun, Jokowi akan diserahkan otoritas untuk memilih para pembantunya, namun ini seperti kode dari Jokowi agar partai pendukung juga secara internal dapat mempersiapkan hal tersebut.
Ketiga, strategi membahas kabinet ini sangat penting sebagai pemberiam alarm kepada partai di koalisi lawan yang belum menentukan pilihan secara pasti untuk segera menentukan pilihannya. Seperti PAN dan Demokrat.
Hal ini yang akan kita bahas lebih jauh.
Jokowi tentu tidak akan dengan begitu terbukanya mengundang PAN dan Demokrat untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Kerja.