"Siapa pun yang tidak patuh terhadap hasil Rakernas PAN yang memutuskan mendukung pasangan Prabowo-Sandi, maka partai harus memberikan sanksi yang tegas. Apalagi kalau dia elite partai yang seharusnya memberikan contoh yang baik untuk taat terhadap keputusan partai," ujar Wasekjen PAN Soni Sumarsono yang ikut terlibat dalam petisi, Minggu (28/4/2019)
Soni bersama lebih dari 100 orang kader PAN membuat petisi yang mengungkapkan kekecewaan mereka terhadap pernyataan-pernyataan Waketum, Bara Hasibuan yang berseberangan dari keputusan partai, salah satunya soal peluang reposisi PAN dengan koalisi Jokowi. Bara diancam untuk dipecat.
Pria yang bernama lengkap Bara Krishna Hasibuan ini terlihat tenang dan sepertinya yakin tidak akan dipecat
"Oh iya (saya akan bertahan). Karena saya tidak merasa ada yang salah dengan apa yang saya lakukan. Dan saya adalah Waketum DPP, saya juga ikut mendirikan partai ini. Saya cinta pada PAN, apa yang saya lakukan demi kepentingan PAN, jadi buktikan apa salah saya dalam hal ini," kata Bara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (7/1/2019).
Jika ingin memecat Bara minimal PAN harus ingat dua hal yang menjadi perrimbangan.
Pertama, Bara adalah salah seorang pendiri PAN. Pria berkacamata ini sudah terlibat di awal pendirian Partai Amanat Nasional pada 1998.
Bahkan, sesudah itu berbagai jabatan pernah diembannya, seperti secara resmi menjadi kader PAN dan menjadi Ketua Bidang Hubungan Internasional (1998-2000) dan Wakil Sekretaris DPP PAN (2000-2001).
Namun karena isu konflik internal di PAN di 2001, Bara memutuskan untuk bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Pada Pileg 2004, Bara mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif mewakili PKB untuk Dapil Sumatera Utara 3. Sayangnya Bara tidak berhasil terpilih menjadi Anggota DPR.
Di 2010, Bara kembali bergabung menjadi kader PAN ketika Hatta Rajasa resmi menjadi Ketua Umum PAN, dan menduduki jabatan sebagai Ketua Bidang Hubungan Internasional DPP PAN.
Memecat seorang pendiri partai yang mengetahui tujuan luhur serta ke mana arah PAN yang harus dituju, karena terlibat langsung di pembuatan platform partai, bisa jadi sebuah kesalahan bagi PAN.