Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Menyanjung Naomi Osaka

Diperbarui: 27 Januari 2019   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Naomi Osaka, Juara Tunggal Putri Aus Open 2019 IGambar : Sportsnet

Setelah pukulan forehand Petra Kvitova keluar garis lapangan, Naomi langsung berlutut. Kedua tangannya menutup wajahnya. Mungkin berdoa, mungkin juga tak percaya. Gadis muda ini menjuarai Australia Open 2019 setelah beberapa bulan sebelumnya menjuarai US Open 2018. Naomi Osaka resmi menjadi petenis nomor satu dunia.

September 2018. "Aku tahu semua orang bersorak untuknya, dan aku minta maaf karena harus berakhir seperti ini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih karena menonton pertandingan," ujar petenis Jepang, Naomi Osaka sambil meneteskan air mata . Naomi Osaka menjadi juara US Open 2018 setelah mengalahkan pujaan tuan rumah, Serena Williams.

Winning speech paling menyedihkan yang mungkin pernah terdengar dari seorang pemenang Grandslam. 

Seharusnya sang juara berbangga dan patut menebarkan sukacita. Akan tetapi itulah Naomi, wanita muda yang belum genap berusia 21 tahun itu masih polos dan merasa dia bukan siapa-siapa di hadapan Serena Williams yang baru dikalahkannya  dan penikmat tenis dunia yang menyaksikan kemenangannya itu di Flushing Meadows.

Maklum, dia bukan unggulan di turnamen itu, dan Serena Williams adalah kesayangan tuan rumah.

Banyak juga yang merasa bahwa kemenangan yang diraih Naomi hanyalah sebuah kebetulan karena saat itu Serena terpecah konsentrasinya karena merasa dirugikan oleh kepemimpinan wasit, Carlos Ramos. Ramos dan Serena memang beberapa kali bersitegang di pertandingan itu.

26 Januari 2019. Kurang lebih tiga bulan kemudian, gadis muda itu berada lagi di podium tertinggi Grand Slam, kali ini bukan di Amerika Serikat tetapi di Australia Open. Naomi Osaka berhasil menjadi juara Grand Slam untuk kedua kali beruntun setalah di final mengalahkan petenis Ceko, Petra Kvitova, 7-6, 5-7, 6-4.

"Saya membaca catatan sebelum ini, tetapi saya masih lupa apa yang seharusnya saya katakan. Terima kasih semuanya, saya benar-benar merasa terhormat telah bermain di final ini." ujar Naomi dari atas podium, masih saja polos dan rendah hati.

Tidak seperti di US Open, kali ini bergemuruh tepukan tangan untuk Naomi.

Naomi belum banyak berubah, tetapi dunia tenis sudah berubah karena dirinya. Naomi membawa harapan baru bahwa sudah lahir petenis bintang yang berusia muda setelah era Serena Williams dan bahkan Maria Sharapova.

Naomi sudah mengukir rekor dan sejarah baru yang luar biasa. Selain menjadi petenis Jepang pertama yang meraih gelar Grandslam sebanyak dua kali secara beruntun, Naomi juga sudah resmi menjadi petenis nomor satu dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline