Salah satu hasil yang menarik dalam jeda internasional adalah hasil Belanda melawan Jerman. Akhir pekan lalu, Stadion Johan Cruijff ArenA bergemuruh saat Tim Nasional Belanda berhasil mengalahkan Tim Nasional Jerman dalam laga lanjutan UEFA Nations League dengan skor telak 3-0. Kemenangan yang secara historis memang amat ditunggu oleh publik sepak bola di Belanda.
Mengapa? Kemenangan ini menjadi kemenangan pertama De Oranje dalam 23 kali pertemuan terakhir mereka dengan Jerman. Menjadi lebih istimewa karena marjin tiga gol yang diukir dalam pertandingan ini juga menjadi yang pertama sejak terakhir kali terjadi di tahun 2002 atau 16 tahun lalu.
Namun pertanyaan berikutnya adalah di tengah euforia kemenangan Memphis Depay cs itu, apakah ini pertanda De Oranje sudah bangkit di tangan sang pelatih, Ronald Koeman? Apakah Belanda dapat segera kembali mendapatkan rasa hormat setelah tak mampu berlaga di Piala Dunia kemarin?
Jika mau jujur, masih terlalu prematur untuk menjawab pertanyaan ini. Alasan utamanya adalah karena Ronald Koeman baru delapan bulan melatih Belanda sejak ditunjuk pada Februari 2018. Pelatih berusia 54 tahun ini dianggap sosok yang tepat untuk menggantikan Dick Advocaat yang dianggap gagal total setelah Belanda tak lolos Piala Dunia Rusia 2018.
Namun tak ada salahnya untuk menakar sejauh mana Koeman sudah membawa Belanda sehingga tampil apik sampai saat ini. Paling tidak ada dua hal yang dapat diketengahkan Belanda di bawah asuhan Ronald Koeman.
Pertama, Belanda menjadi lebih percaya diri di tangan Ronald Koeman. Belanda yang ditinggalkan Advocaat adalah Belanda yang terluka dan dapat dikatakan kehilangan kepercayaan diri. Rasa malu itu semakin nyata karena Belanda sebagai tim peringkat ketiga di Piala Dunia 2014 prestasinya memang menukik tajam meski telah berganti pelatih dari Guus Hiddink, Danny Blind dan Dick Advocaat.
Di tangan Koeman, Belanda seperti memulai dari titik nol dan mulai meninggalkan pedihnya masa lalu. Dalam skuad Koeman tak ada lagi pemain senior seperti Arjen Robben dan Wesley Sneijder yang memang memutuskan untuk pensiun dari timnas.
Seharusnya tidak mudah karena Belanda harus mengandalkan pemain-pemain muda atau minim pengalaman. Namun itulah kelebihan Koeman yang terbukti mampu membuat pemain muda dan minim pengalaman untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya semasa melatih di klub seperti Southampton aatau Everton.
Di timnas, Koeman mampu memotivasi pemain seperti Virgil Van Dijk, Mathijs De Light dan Frenkie De Jong agar dapat tampil percaya diri bagi De Oranje. Kepercayaan diri yang mampu membuat Belanda kembali tampil menghibur dan menakutkan.
Kedua, Belanda tampil lebih kolektif sebagai sebuah tim di tangan Koeman. Salah satu persoalan utama Belanda saat gagal adalah ketergantungan pada pemain-pemain senior seperti Arjen Robben, Robin Van Persie dan Wesley Sneijder. Belanda bermian dengan mengharap keunggulan individual dari pemain-pemain tersebut sehingga gagal tampil sebagai sebuah tim.
Setelah para pemain tersebut pensiun dari timnas atau sudah mulai uzur, Koeman "terpaksa" mengandalkan pemain muda potensial yang dimiliki dengan kemampuan skill yang masih rata-rata. Namun, sisi positifnya adalah Belanda dapat tampil lebih kolektif.