Penikmat bulutangkis pasti setuju bahwa tajuk yang tepat untuk babak pertama turnamen Denmark Open yang mempertemukan Anthony Ginting melawan Kento Momota adalah Final yang terlalu dini, atau babak pertama rasa final. Inilah dua pebulutangkis yang penampilannya jika bertemu akan selalu memikat dan menegangkan.
Siapa yang tak kenal Kento Momota, pebulutangkis asal Jepang yang tampil luar biasa setelah terkena skorsing satu tahun karena terlibat judi di negaranya. Momota berusia 24 tahun kembali dengan semangat dan prestasi luar biasa dengan menjuara berbagai turnamen, salah satunya adalah dengan menjadi juara dunia 2018.
Gaya bermain dengan kualitas bertahan Momota sulit untuk diatasi lawan-lawannya. "Tak ada bola yang tak dapat dikalahkannya" ujar beberapa pengamat tentang Momota. Menaklukan Lee Chong Wei dan tampil superior atas pebulutangkis muda seperti Victor Axelsen dan SHi Yuqi, membuat Momota diperkirakan akan merajai bulutangkis dunia dalam waktu yang lama.
Tetapi tanpa diduga, Momota mendapatkan lawan sepadan dari pebulutangkis muda Indonesia, Anthony Ginting. Ginting yang baru berusia 21 tahun menjadi satu-satunya pebulutangkis yang dianggap mampu merepotkan Momota.
Meski kalah empat kali dari empat pertemuan perdana mereka, tetapi sesudah itu Ginting menjadi momok yang ditakuti oleh Momota. Kemenangan Ginting di nomor individual Asian Games 2018 di nomor individual dan China Open 2018 seperti membuka mata Momota bahwa inilah lawan yang paling patut diperhitungkan.
Ginting yang mengandalkan netting-netting tipis depan net, pergerakan yang cepat dan gesit serta smash yang menghujam keras, mampu membuat pertandingan berjalan dengan alot kala berhadapan dengan Momota yang memiliki pertahanan kuat. Salah satunya akan memenangkan pertandingan, tetapi tidak akan berjalan mudah.
****
Gambaran itulah yang terjadi saat ronde pertama Denmark Open 2018, ketika keduanya bertemu. Melalui pertandingan ketat, Momota akhirnya berhasil mengalahkan Ginting dengan rubber set, 21-18, 21-23, dan 21-15 dalam waktu yang panjang, mencapai 87 menit.
Ada hal menarik dari catatan waktu terlama dalam duel kedua pemain ini. Dirilis dari Badminton Talk, tiga pertandingan Momota yang terpanjang setelah dia comeback dari skorsing adalah ketika melawan Ginting.
Ketika keduanya berhadapan di Asian Games, diperlukan hingga 84 menit pertandingan, saat keduanya berhadapan di Malaysia Open, dibutuhkan 82 menit untuk menyudahi laga dan yang terpanjang adalah di Denmark Open ini.
Catatan waktu dapat menunjukan seberapa ketatnya laga berlangsung. Selain kenyataan bahwa kedua pemain berjuang untuk mendapatkan poin demi poin, hal lain yang membuat laga ini semakin berkelas adalah tidak ada satu pemain yang akan yakin menang meski telah unggul jauh dari segi skor.