Pendukung Juventus dan penggemar Christiano Ronaldo mengeryitkan dahi mereka. Ada apa dengan Ronaldo? Dalam tiga pertandingan yang telah dilakoni di Seri A tidak ada satu pun gol yang berhasil dicetak oleh peraih Ballon D 'or lima kali tersebut.
Catatan gelontoran 450 gol dalam 438 kali penampilan bersama Real Madrid pun tak membekas sama sekali dalam pertandingan melawan Chievo, Lazio dan Parma.
Meski senyuman tetap tersungging dari bibir Ronaldo seusai pertandingan, tetapi bunyi riuh dari dalam Stadion Ennio Tardini dari Juventini terdengar tak senyaring dua pertandingan lainnya. Apakah ada keraguan akan kemampuan Ronaldo? Apakah Ronaldo sudah kehilangan motivasinya sebagai pesepakbola?
Sebenarnya penggemar Ronaldo dan Juventini tak perlu kuatir. Mengapa demikian? Paling tidak ada dua alasan yang dapat dikemukakan.
Pertama, statistik mencatat bahwa Ronaldo masih seorang penyerang yang agresif. Kabar baik ini sekaligus menepis anggapan bahwa Ronaldo sudah kehilangan motivasi dan mengalami penurunan kualitas.
Berdasarkan catatan Opta, Ronaldo tampil sebagai pemain Juventus yang paling banyak melepaskan tembakan dalam tiga pertandingan awal. Sembilan tembakan Ronaldo lancarkan melawan Chievo, enam versus Lazio, dan saat melawan tuan rumah Parma, delapan tendangan berhasil dilepaskan.
Meski tak mencetak gol, Ronaldo menjadi pemain yang paling berbahaya bagi tim. Selain itu jika diperhatikan secara jeli, Ronaldo juga rajin bergerak membuka ruang bagi lawan-lawannya. Gol-gol dari Mario Mandzukic adalah hasil dari usaha Ronaldo.
Pelatih Juventus Massimiliano Allegri mengiyakan hal tersebut. Sesudah menang atas Lazio dengan skor 2-0, Allegri memuji kontribusi Ronaldo meski nihil gol tersebut. "Ronaldo orangnya sangat rendah hati, saya senang dengan dampak yang diberikan dirinya untuk tim." ujar Allegri.
Kedua, Ronaldo masih membutuhkan waktu beradaptasi dengan gaya sepak bola di Seri A. Terlalu naif jika menganggap bahwa catatan gol Ronaldo di Spanyol akan sama dengan di di Italia. Alasannya adalah karena kedua gaya sepak bola di dua negara ini jauh berbeda.
Spanyol lebih atraktif dan lebih terbuka. Sedangkan Italia cenderung pragmatis dan kaku. Hal inilah yang ditengarai menjadi alasan paling teknis menjelaskan kemandulan Ronaldo hingga saat ini. Legenda Juventus, Allesandro Del Piero angkat bicara soal ini. "Di Italia kami bertahan mencari keunggulan numerik dan itu rumit bagi seorang striker. Cristiano harus mengenal kompetisi barunya," ucap Del Piero pada Sky Italia, 3 September 2018.
Del Piero seperti mengaminkan bahwa jika Spanyol dapat melahirkan striker berkelas dunia karena gaya sepakbolanya maka di Italia, akan lahir banyak pemain bertahan yang hebat. Pemain bertahan sangat hati-hati dan tak banyak memberi ruang pada para striker tim lawan.