Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Apa yang Akan Terjadi di Allianz Arena Besok?

Diperbarui: 25 April 2018   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Heynckes melawan Zidane I Gambar : Bavarian

Rambut putih Juup Heynckes terlihat mengembang, tak rapi seperti biasa. Pria yang sudah berusia 72 tahun itu sepertinya beberapa hari ini sedang berpikir keras. Berpikir bagaimana caranya untuk bisa mengalahkan Real Madrid yang dipimpin oleh seorang pelatih muda. Pelatih yang pada saat Heynckes membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions pada 1998, harus tertunduk sedih dan tersakiti. Madrid menaklukan Juventus di final dan pria itu adalah Zinedine Zidane.

*******

Sembilan belas tahun kemudian keduanya bertemu. Kali ini di dalam posisi yang sama sebagai coach. Untuk sampai di pertemuan ini, Heynckes harus kembali dari keputusan pensiun. Ketika Bayern mengalami degradasi prestasi di tangan Ancelotti, Heynckes diminta "turun gunung". Hasilnya mujarab. Bayern sudah mengunci gelar Bundesliga  dan sedikit lagi meraih gelar DFB Pokal.  Jika meraih gelar liga Champions, Bayern akan treble.

Bersama Heynckes jika bicara Liga Champions, Bayern sangat percaya diri. Heynckes adalah pelatih terakhir yang mampu membuat  kebahagiaan Bayern sampai pada titik tertinggi di turnamen ini. Pada tahun 2013, Heynckes meraih treble. Prestasi yang seorang Guardiola pun tak mampu meraihnya bersama Bayern.

Namun Bayern harus sadar yang dihadapi oleh Bayern sekarang bukanlah Zidane Juventus pada tahun 1998. Zidane yang tersakiti pada saat itu adalah pelatih yang mampu membuat Real Madrid berhasil meraih gelar juara Liga Champions secara dua kali berturut-turut. Prestasi yang tak pernah diraih oleh pelatih di jagat semesta ini.

Oleh karena itu, tentu akan sangat menarik melihat apa yang akan terjadi di Alliansz Arena besok?. Pertarungan dua jawara antar generasi. Apakah Heynckes mampu menyakiti Zidane lagi, atau Zidane berhasil membalaskan sakit hati dari tempat yang sama, sebagai seorang pelatih.

Melihat filosofi kedua pelatih, maka secara strategi kita akan menemukan sedikit perbedaan. Heynckes memainkan formasi 4-3-3 dengan pergerakan sayap yang cepat. Robben/Muller, Ribery dan Lewandowski dipastikan akan menjadi trio depan andalan Bayern untuk mengacak-ngacak pertahanan Madrid.

Satu hal yang menarik yang perlu diperhatikan dari strategi Heynckes musim ini adalah membangkitkan daya ofensif dari lini tengah mereka. Ketika memainkan Javi Martinez kembali sebagai gelandang bertahan, Heynckes menginstruksikan dua pemain tengah lainnya agar lebih dapat bergerak bebas. Kedua pemain itu adalah Thiago Alcantara dan Vidal/James Rodriguez. Karena Vidal cedera besok, Heynckes pasti akan memainkan James Rodriguez.

Lini tengah yang ofensif ini membuat alur serangan dari Bayern terlihat semakin bervariasi. Saat pergerakan sayap dihentikan oleh lawan, maka Thiago atau James akan muncul dari lini kedua untuk menopang pergerakan pria paling berbahaya mereka, Robert Lewandowski.

Khusus untuk James yang nota bene adalah pemain pinjaman dari Real Madrid, Heynckes berhasil membuat James menjadi aktor penting bagi Bayern musim ini. Di tangan Heynckes, James yang di awal musim kesulitan beradaptasi mampu membantu Bayern untuk bermain sesuai filosofi Bayern selama ini, bermain indah sekaligus garang di depan.  

Sebaliknya bagi Real Madrid, Zidane pasti akan memainkan formasi andalannya 4-3-1-2 untuk meredam pergerakan Bayern. Christiano Ronaldo dan Benzema akan ditopang oleh Isco, Modric, Kroos dan Casemiro sebagai gelandang bertahan. Dalam skema ini Zidane akan berusaha menguasai lini depan, membuka ruang agar seorang Ronaldo mampu menembak ke gawang Bayern. Selama ruang itu tercipta, Madrid punya harapan untuk menang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline