Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Sepak Bola Itu Jujur Meski Menyakitkan

Diperbarui: 4 April 2018   13:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ronaldo pada Final CArdif 2017 I Gambar : Givemespot

Seusai gol spektakuler itu, Ronaldo tidak lantas bergembira seperti biasanya. Tepuk tangan dari Juventini yang menyertai riuhan teriakan Madridista di salah sudut sudut stadion membuat Ronaldo berpikir bahwa dia pantas untuk tidak menunjukan gesture berlebihan. 

Juventini telah jujur, memujinya ketika dia memang layak untuk dipuji. Ronaldo membalas itu dengan memberikan tanda hormat pada suporter di Allianz J Stadium.

Saya hampir tak habis pikir. Bagaimana bisa di turnamen sekompetitif ini, ada suporter tuan rumah yang masih mau memberi penghormatan kepada pemain lawan yang telah tampil luar biasa?. Ketika sepak bola mulai menghalalkan diving, sengaja jatuh saat hanya disenggol, dan tipu-menipu lainnya, masih adakah bahasa sepak bola yang polos seperti ini?. Ternyata pagi tadi masih ada.

Juventini memang harus jujur bahwa Ronaldo bermain luar biasa. Terkadang memang demikian, Sepak bola itu jujur meski menyakitkan.

***********

Soal jujur dan menyakitkan ini saya teringat akan cerita tentang Robert dan Ampi, dua sahabat karib, teman saya.  Robert atau biasa disapa Obe ini pecinta Juventus sedangkan Ampi dengan malu-malu mengakui dia adalah Madridista.

Kenapa Ampi harus malu-malu?. Karena dalam skema pertemanan mereka, Obe itu bertindak kolonial, penjajah.  Ampi bahkan memanggil Obe dengan sebutan boss. Syukurlah Obe masih manusiawi dengan memanggil Ampi dengan sebutan Bro.  

Jika sedang makan di Kafe atau warung kentaki alias kentara kaki, Ampi akan disuruh memesan. Jika nasi gorengnya kurang banyak, Es tehnya kurang manis, maka  Ampilah yang  diperintah Obe untuk komplain atau mengadu pada pemilik tempat makan, sedangkan Obe akan ongkang-ongkang kaki, menunggu.

Herannya Ampi turut dan taat saja pada setiap perintah Obe. Apa alasannya?. Ah, Obe itu meski kolonial namun bersaku tebal. Bukan berarti Ampi matre, tapi memang Obe selalu mentraktir Ampi. Obe sangat peduli akan kebutuhan perut Ampi. Haha.

Seringkali kami mengejek skema pertemanan mereka dengan Simbiosis Parasmutu. Parasit tetapi mutualisme. Merasa dizolimi tetapi senang, menikmati ketika dizolimi.

Ampi hanya tersenyum saja mendegar sindiran itu karena bagi Ampi perut kenyang itu nomor satu, disuruh-suruh itu hanya bagian dari pemenuhan kebutuhan nomor satu Ampi, yakni perut. Titik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline