Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Bukit Tunau, Satu Lagi Bukit Eksotis di Sumba Timur

Diperbarui: 17 Maret 2018   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukit Tunau, indah, eksotis I Gambar : Dokpri

"Lebih bagus dari Bukit Warinding?. Ada, Bukit Tunau" ujar Ita, yakin. Ita adalah seorang rekan yang turut menjadi guide kami ketika berkunjung ke Waingapu, Sumba Timur. Kami memang sempat terpesona dengan Bukit Warinding, bukit yang sangat dikenal karena dipromosikan melalui film Pendekar Tongkat Emas karya Mira Lesmana.

"Berapa jauh dari Waingapu?" tanya saya. " Dekat, sekitar 30-45 menit." jawab Ita. Ada 2 hal yang mengusik keobyektifan saya mengenai jawaban Ita. Pertama, soal jarak. Terkadang jika kita ketemu dengan orang setempat, jarak itu terkadang relatif alias tak pasti. Untuk turis lokal, itu terasa jauh sekali, namun bagi penduduk lokal seperti Ita, itu dekat. 30 menit versi Ita, bisa serupa 1 hingga 1,5 jam dalam realita. Ah, semoga tidak demikian.

Bukit Tunau, Dokpri

Kedua, soal keindahan bukit Tunau. Jika bukit Warinding saja saya katakan seperti permadani yang jatuh dari sorga melalui tulisan saya berjudul Pesona Bukit Warinding dan Kesadaran kita, maka kata apa lagi yang perlu saya sematkan untuk keindahan Tunau, yang menurut Ita lebih indah dari Warinding. Semoga kali ini, Ita tak mendramatisir.

Namun, sekarang lupakan sejenak, soal obyektifitas dan  subyektifitas di sini. Jika sudah tiba di tanah humba ini, fokuskan diri saja untuk menikmati alam ciptaan Tuhan yang luar biasa pesonanya di pulau yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini.

Akhirnya, dengan kendaraan roda empat kami bersama-sama berangkat ke Bukit Tunau, tentu bersama Ita. Salah satu hal yang perlu disyukuri adalah perjalanan dari  Waingapu ke Bukit Tunau ini, sebagian besar tidak mengalami kendala yang berkaitan dengan infrastruktur jalan. Jalan-jalan sudah dihotmix dengan mulus. Jalan-jalan ini, membentuk garis hitam panjang yang melingkari tanah Sumba yang banyak bukitnya.

View ketika menuruni puncak Tunau I Dokpri

Kami membutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari Waingapu dengan mobil. Sebagai catatan, prediksi waktu Ita sudah tepat, hanya karena kami masih sempat berhenti di beberapa tiitk untuk berfoto, maka waktunya menjadi molor sedikit.

Ada sedikit persoalan kecil lain, yaitu ketika sudah sampai di kaki bukit Tunau, yang terletak tepatnya di Kecamatan Kambera itu. Ternyata jalan menuju ke punggung bukit, masih belum berupa jalan perkerasan, masih jalan tanah.

Namun, karena keinginan yang kuat, jalan terjal itu dapat dilalui. PR kecil bagi Pemda setempat untuk lebih baik lagi menyiapkan sarpras untuk destinasi wisata yang tersedia. Meski sebenarnya, hati kecil saya yang lain berharap, biarkan bukit ini sendirian dan alamiah, ada baiknya juga.

Dari puncak Tertinggi Tunau I Dokpri

"Wihhh...indahnya...." teriak seorang teman, ketika sampai di punggung bukit.  Ya, Bukit Tunau.

Jika dibandingkan dengan Warinding, memang ada kesamaan, salah satunya yaitu view Tunau juga menjual lanskap dengan padang rumput hijau menyerupai karpet yang menyelimuti barisan bukit yang ada.

Namun memang ada perbedaannya, barisan bukit tunau ukurannya lebih kecil dari Warinding, tetapi jumlahnya lebih banyak. Hal ini membuat, bukit itu bukan sekedar berbaris namun seperti sedang berpegangan tangan erat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline