Sebelum menit ke-64. Menurut saya, laga El Classico yang ke-204 kali ini berlangsung berbeda dari sebelumnya dengan perang taktik yang lebih mengemuka di antara kedua pelatih. Zinedine Zidane di pihak Real Madrid dan Ernesto Valverde di pihak Barcelona.
Sebelum-sebelumnya, El Classico lebih berbicara tentang dua hal. Pertama, pertarungan penampilan individu Christiano Ronaldo melawan Lionel Messi, dan pertarungan adu tajam antara para barisan penyerang kedua tim yang identik dengan 3 penyerang. MSN (Messi, Suarez, Neymar) Vs BBC (Benzema, Bale, Christiano).
Namun, musim ini semua itu mulai ditinggalkan. Ada beberapa alasan, pertama perubahan komposisi dari kedua tim. Neymar meninggalkan Barcelona ke PSG. Kehilangan besar bagi Barcelona dan sempat membuat pusing Valverde. Hasilnya pasukan Valverde keok di tangan Real, saat Supercopa.
Valverde sempat berharap dan mencoba Dembele dan Deulofeu untuk menggantikan peran Neymar demi mempertahankan gaya 4-3-3 Barca, namun sayang semuanya tak berjalan baik karena selain Dembele cedera, Deulofeu terlalu jauh kualitasnya dari Neymar untuk membuat Barca kembali menakutkan dengan formasi demikian.
Alasan kedua perubahan gaya bermain tim. Zidane sudah berganti ke 4-4-2 dari sebelumnya 4-3-3, semenjak Bale sering mengalami cedera. Beruntungnya, transformasi ini berbuah manis karena Isco yang menggantikan peran Bale (meski) lebih sebagai seorang playmaker, tampil gemilang. Bahkan Isco sanggup membawa Real Madrid juara Liga Champions 2017.
Tetapi, 4-4-2, Zidane sudah terlihat tidak seimbang musim ini. Hasilnya prestasi mereka di kompetisi lokal jauh dari kata memuaskan dengan hanya menghuni peringkat keempat serta minus 11 poin dari Barcelona sebagai pemuncak klasemen.
Dalam kondisi serupa ini, rivalitas antara kedua tim terus tampak. Meski Barcelona di atas kertas unggul karena bertamu sebagai pemuncak klasemen, tetapi penasbihan resmi siapa lebih hebat di antara mereka hanya bisa diuji oleh sebuah laga bertajuk El Classico, yang kali ini dimulai di Santiago Bernabeu kandang Madrid. Siapa yang menang, dialah yang terbaik.
Dalam keadaan demikian kedua pelatih jelas harus beradu otak. Disaksikan 80.000 penonton yang memadati Santiago Bernabeau pada pukul 13.00 waktu setempat, Zidane membuat sedikit kejutan pada starting line up.
Tidak ada Isco, Bale dan Assensio di starting line up Madrid. Zidane lebih memilih Mateo Kovacic, yang akhir-akhir ini digosipkan akan pindah klub untuk memperkuat skema 4-4-2. Tiga orang lainnya adalah pelanggan tetap, Casemiro, Kroos dan Modric. Di depan duet Ronaldo dab Benzema menjadi pilihan.
Pilihan ini, secara logis dapat dipertanggungjawabkan. Selain Isco sedang mengalami performa yang menurun, memainkan 4-3-3 akan terlihat berisiko, karena sudah cukup lama Bale belum nyetel dengan tim.
Zidane lebih memilih keseimbangan di lini tengah dengan mendorong Modric lebih ke depan, dan Kovacic diharapkan lebih berperan menjadi deep playing playmaker. Sedangkan, Casemiro lebih ditugaskan mem-pressing pergerakan dari Iniesta atau dari Rakitic untuk membangun serangan bagi Barcelona.