"Saya tidak akan bisa mengatakan tidak padanya. Dia selalu berkata benar dan hampir selalu benar. Itu adalah karakter ibu saya. Bagi saya, ibu saya adalah segalanya," ujar Mario Balotelli.
"Saya tidak akan bisa mengatakan tidak padanya. Dia selalu berkata benar dan hampir selalu benar. Itu adalah karakter ibu saya. Bagi saya, ibu saya adalah segalanya," ujar Mario pada suatu kesempatan.
Cerita tentang ibu seorang pesepak bola sontak mengemuka ketika Mario Balotelli yang tampil gemilang dengan mencetak dua gol kemenangan Italia atas Jerman dalam laga semifinal di Euro 2012 mendatangi tribun penonton seusai pertandingan.
Kejadian kemudian menjadi viral, karena Balotelli yang nyentrik dengan rambut mohawk tipisnya memeluk seorang wanita tua berkulit putih, cukup lama. Wanita itu mencium pipi dan kening Balotelli dengan sangat lama, sambil menangis bangga.
Siapa dia? Wanita itu bernama Silvia Balotelli, wanita yang dipanggil Balotelli dengan sebutan "ibu". Pada waktu kecil, Silvia mengadopsi Mario yang kesulitan diurus oleh kedua orang tuanya karena persoalan kemiskinan.
Kasih yang besar dari Silvia membentuk Mario kecil menjadi pejuang. Mario yang hiperaktif sedari kecil, tunduk dalam dekapan kasih murni seorang ibu dalam diri Silvia. Hubungan Mario begitu dekat dengan sang ibu, Silvia. Pada Silvia lah, Mario menemukan sisi keibuan sejati.
"Saya tidak akan bisa mengatakan tidak padanya. Dia selalu berkata benar dan hampir selalu benar. Itu adalah karakter ibu saya. Bagi saya, ibu saya adalah segalanya," ujar Mario.
Ungkapan bahwa di balik seorang pria hebat ada wanita hebat, juga berlaku mutlak di sini. Di balik seorang pesepak bola hebat, ada seorang ibu yang hebat.
Cerita seorang ayah yang menjadi agen pemain, mengurus transfer hingga sponshorsip anaknya mungkin adalah sebuah cerita biasa, tetapi kisah tentang bagaimana ibu dapat mengisi ruang paling dalam dari kebutuhan pesepak bola seringkali diabaikan, padahal peran luar biasa diemban mereka meski dalam kesunyian pemberitaan.
Kisah Marcela Guerrero Cuadrado juga tak kalah inspiratifnya. Marcela adalah ibu dari penyerang sayap Juventus asal Kolombia, Juan Cuadrado. Cuadrado kecil berusia 4 tahun harus ditinggalkan ayahnya secara tragis karena diberondong peluru oleh kelompok bersenjata di Kota Apartado.