Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Loyalitas Itu Akan Terbang Bersama Francesco Totti

Diperbarui: 28 Mei 2017   02:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Totti, Scudetto 2000/2001/AS Roma.Com

Remaja berusia 16 tahun itu masih melamun, padahal sesaat sebelumnya diminta oleh sang pelatih, Vujadin Boskov untuk segera pemanasan. “Lakukan pemanasan sebelum kamu masuk ke lapangan,” ujar pelatih asal Yugoslovia kepada remaja itu.

Remaja itu mengira bahwa sang pelatih meminta penyerang lain bernama Roberto Muzzi untuk masuk ke lapangan, bukan dia. “Hey, ia berbicara padamu. Pergilah.” Kata Muzzi.

Remaja itu tersentak, seolah tidak percaya akan bermain di klub yang selalu ia idam-idamkan sejak kecil, impian yang akhirnya menjadi nyata. Peristiwa pada Minggu 28 Maret 1993 itu akan selalu diingat remaja bernama Fransesco Totti tersebut.

Akhirnya sang remaja masuk menggantikan legenda klub berjuluk ‘Rizigol”, Ruggeiro Rizzitelli, dia tetap terlihat bersemangat dan bahagia meski hanya bermain di lima menit terakhir pertandingan antara AS Roma melawan Brescia.

Peristiwa itu akhirnya menjadi peristiwa bersejarah bukan bagi Totti semata. Peristiwa yang ditandai oleh Giallorossi sebagai tonggak debut seorang pria yang akhirnya menjadi simbol dari klub ibu kota Italia itu.

Meneruskan nomor punggung 10 milik Il Principe(‘Sang Pangeran’), Giuseppe Giannini, Totti bukan saja bermodalkan teknik dan skill tinggi tetapi juga jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Jiwa kepemimpinan yang dimiliki Totti itulah yang membuat dirinya dipercaya menjadi Il Capitano Serigala Roma sejak usia 21 tahun. Termuda dalam sejarah Italiano.

“Segalanya terlihat mudah untuknya. Apa yang telah ia lakukan untuk sepakbola Italia tidak bisa diabaikan. Ia adalah yang terbaik yang kami miliki.” puji Giannini setinggi langit kepada Totti. 

Totti, salam berpisah di minggu nanti/Kompas.com


Il Capitano muda ini terus berkembang, bersama nama-nama hebat yang lebih “dewasa” seperti Gabriel Batistuta, Emerson dan Walter Samuel, Totti berhasil membawa AS Roma menjadi Scudetto pada musim 2000/01. AS Roma meniti kejayaan bersama kepemimpinan khas Totti.

“Pada saat itu, para pemain sudah mengakui Francesco sebagai pemimpin mereka. Ia sangat tenang – hampir seperti introvert. Ia mungkin bukan seseorang yang berteriak di ruang ganti, tetapi ia adalah pemimpin yang sempurna bagi Roma di atas lapangan” ujar Zdenek Zeman yang melatih Totti pada akhir era 1990-an.

Jiwa kepemimpinan bukanlah satu-satunya poin plus dari seorang Totti, loyalitasnya terhadap klub yang dia bela juga diagungkan oleh para pesepakbola dunia.  Dengan kualitasnya, banyak klub yang hendak merekrutnya. Mulai dari raksasa Italia seperti Juventus, AC Milan dan bahkan Los Galacticos, Real Madrid dan Barcelona juga menginginkannya.

Totti bahkan dianggap bodoh dengan menolak tawaran-tawaran di atas. Kritik pedas diterimanya saat menerima kontrak hanya sekitar 5 juta euro oleh AS Roma pada tahun 2009. Para kritikus menganggap Totti berhak mendapat lebih daripada itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline