Tiba-tiba rasa panik, gelisah disertai keringat yang mengalir deras dan keinginan segera melepas sabuk pengaman melanda saya sebelum pesawat take off. Begitu pengalaman saya sebelumnya jika akan bepergian dengan pesawat. Saya merasa seperti terkurung dalam sebuah ruang yang sempit.
Berdasarkan referensi, apa yang saya alami disebut dengan Klaustrofobia (Claustrophobia). Sebuah kondisi psikis yang menimbulkan ketakutan dan kecemasan akan ruangan tertutup atau ruangan sempit.
Sebenarnya jika masih anak- anak kondisi ini bisa dikatakan wajar seperti kondisi tidak mau tidur saat lampu dimatikan dan lain -lain namun akan menjadi tidak wajar jika sudah dewasa dan masih mengalami rasa takut yang berlebihan seperti saya.
Tempat-tempat yang dikatakan dapat memicu klaustrofobia adalah lift, terowongan, kamar hotel dengan jendela tertutup, mobil dengan centra lock dan pesawat.
Rasa takut, cemas dan gelisah yang disebabkan klaustrofobia ini juga mempunyai sifat dari stadium yang ringan sampai berat.
Jika kita mengalami setiap hari dan ketakutan itu dapat membuat kita hingga anti menggunakan sesuatu seperti anti menggunakan lift dan memilih menaiki tangga serta jikalau terjadi bisa membuat kita pingsan, maka kita dapat digolongkan bersifat klaustrofobia berat.
Saya mungkin tergolong ringan, tetapi seorang teman kantor sesudah saya bercerita kondisi saya, dia mungkin tergolong berat karena setiap mau naik pesawat selalu merasa mual dan pusing. Sekarang dia memilih menggunakan kapal laut atau perjalanan darat jika ingin bepergian,
Menurut penelitian, kebanyakan phobia ruang tertutup ini umumnya adalah hasil dari pengalaman masa kecil kita. Seperti jatuh ke dalam kolam renang dan tidak bisa berenang, terpisah dari orang tua saat dalam keramaian dan lain sebagainya.
Teman saya bercerita bahwa dia pernah mengalami turbulensi besar ketika pernah bepergian dengan orang tua saat masih remaja. Itulah pengalaman traumatis di masa lalu baginya.
Saya pun mengingat kembali pengalaman traumatis masa kecil saya. Saya teringat waktu masih kecil, saya pernah dikurung di ruang kamar yang sempit jikalau nakal oleh kakak-kakak, walaupun hanya dipakai untuk becandaan ternyata hal itu yang memicu klaustrofobia.
Bagaimana penangan klaustrofobia?. Penanganan untuk penderita klaustrofobia terdiri atas dua jenis, penanganan secara medis dengan meminum obat atau penanganan melalui terapi.