Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Sensor Keamanan Lift dan Sensor Keamanan dalam Diri Kita

Diperbarui: 20 Maret 2017   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komponen-komponen dari Lift/ Sumber : ElevatorEscalator

Hari ini beberapa media online menulis tentang olah tempat perkara oleh Polres Metro Jakarta Selatan dan Tim Pusat Labolatorium Forensik (Puslabfor) Polri di Blok M Square pada hari sabtu kemarin.

Olah perkara ini berkaitan dengan peristiwa lift anjlok dari lantai 7 di Blok M Square pada hari jumat kemarin yang memakan korban 25 orang luka-luka, baik itu patah tulang kaki, leher maupun ada yang mengalami syok.

Dari olah TKP tersebut pihak penyelidik mengatakan akan lebih memfokuskan kepada sistim sensor keamanan lift. "Memang dari hasil yang sementara ini didapat akan melihat, apakah sensor yang ada pada lift tersebut berfungsi kepada sistem pengamanan. Ini yang masih butuh waktu untuk dilakukan peninjauan kembali," ujar Ajun Komisaris Besar Polisi Budi Hermanto, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan.

Peninjauan yang dimaksud ditambahkan Budi akan dibantu oleh orang yang ahli dalam permasalahan teknis dan operasional lift.

Saya lalu berusaha mencari referensi tentang sistim sensor keamanan yang dimaksud. Setelah membaca maka paling tidak ada tiga peralatan keamanan yang menurut saya dapat dijadikan perhatian dalam penyelidikan lebih lanjut.

Pertama, peralatan yang dinamakan Governor. Fungsi dari peralatan yang juga disebut dengan Speed Governor ini adalah mendeteksi kecepatan lebih (Overspeed) pada waktu lift turun.

Bukan saja mendeteksi namun ketika ada kecepatan lebih maka Governor akan mengaktifkan suatu mekanisme yang dapat menarik safety gear yang dapat membuat lift terkunci dan lift tidak terus meluncur turun.

Apabila anjloknya lift ini dari lantai 7, maka seharusnya menurut penjelasan fungsi governor ini, maka seharusnya ketika jatuh dengan kecepatan yang berlebihan mekanisme ini seharusnya berlangsung sehingga lift dapat terkunci pada ketinggian tertentu denga bantuan safety gear.

Menurut kesaksian dari saksi korban, memang ada yang menceritakan bahwa lift seperti akan berhenti sesaat, namun akhinrya benar- benar anjlok. “ Ada break-breaksaat turun, namun sesudah lantai 4 langsung anjlok cepat” ujar Ridwan, korban yang menderita luka ringan yagn diwawancarai Kompas TV.

Saya menduga break-break yang dimaksud ini terjadi ketika adanya proses mekanisme penguncian ketika terjadi kecepatan berlebih saat turun, hanya entahlah apa karena beban yang terlalu berat atau karena governor dan safety gear tidak mengunci sempurna sehingga lift terus meluncur, butuh penyelidikan lebih lanjut.

Kedua, peralatan keamanan yang bernama Over Load device. Peralatan keamanan ini dalam beberapa sumber mempunyai beberapa nama. Ada yang menyebutnya sebagai Weighing Device (pendeteksi beban) dan Alarm Buzzer (Alarm penanda bean berlebih).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline