Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Metamorfosis Kampung Kumuh Menjadi Kampung Warna Warni

Diperbarui: 23 Februari 2017   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Metamorfosis Kampung Kumuh menjadi Kampung berwarna-warni (dokpri)

 

Untuk menobatkan diri menjadi “kekinian” maka saat melancong ke kota Malang saya menyempatkan diri untuk mengunjungi kampung Tridi dan Kampung Warna Warni di Kelurahan Jodipan dan Kesatrian, di bantaran Sungai Brantas. Kedua kampung yang terkenal di jagat media sosial karena keunikan warna warni rumah yang terletak di sana.

Singkat cerita, Setelah memarkirkan sepeda motor di kampung Tridi (Kesatrian) saya langsung menuju ke jalanan di atas jembatan sungai brantas, spot terbaik untuk mengambil gambar kedua kampung dari atas.

Di atas jembatan sudah berdiri belasan turis lokal yang sedang sibuk menjepret ataupun ber-selfie ria dengan latar belakang kampung warni-warni.

Asal Mula Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi

Jalan Masuk Kampung Warna Warni (Dokpri)


Sejak kapan bu, kampung ini dibenahi?” tanya saya kepada seorang ibu pemegang karcis seharga 2000 yang sedang duduk di jalan masuk gang Kampung warna warni (Jodipan). “Belum setahun pak, sebelum lebaran tahun lalu” kata sang ibu. “Wah..bagus ya..” kata saya yang dibalas dengan senyuman sang ibu.

Payung-payung yang digantung menambah keindahan kampung (dokpri)

Alkisah, kedua kampung yang dipisah oleh sungai brantas itu dahulu masuk dalam kategori kampung kumuh. Namun atas inisiatif beberapa pihak kedua kampung itu mulai bermetamorfosa menjadi kampung yang menarik perhatian dan menjadi tempat wisata.

Kampung yang terlebih dahulu dibenahi adalah kampung di kelurahan Jodipan. Idenya muncul dari mahasiswa universitas Muhamadiyah Malang dan disponsori oleh salah satu perusahaan cat. Setiap sisi kampung Jodipan itu dibuat berwarni warni dengan tambahan asesoris pemanis yang terbuat dari barang bekas seperti botol, plastik dan lain-lain. Ada juga hiasan payung berwarna-warni yang digantung yang menambah keindahan.

Wah, mau dibuat apa nih pak?” tanya saya kepada dua orang bapak yang sedang sibuk mengikat dan mencat botol-botol bekas. “Untuk dihias di sungai mas” kata bapak berkaos putih. “ Wah, diajarkan cara buatnya ya pak?” tanya saya berlanjut ingin memancing asal mula kekreatifan di sini. “Ini sudah kreatifnya warga sendiri  mas,biar lebih menarik kampung ini.”lagi jawab sang bapak ramah.

Mempersiapkan asesoris dilakukan sendiri oleh masyarakat (dokpri)

Jawaban sang bapak membuat saya berkeyakinan bahwa inovasi yang terjadi ternyata bukan saja secara fisik saja tetapi cara pandang masyarakat pun berubah. Keyakinan saya semakin bertambah  karena di tengah kampung warna warni Jodipan ini juga telah tersedia perpustakaan mini bagi anak-anak yang dibuat menjadi semenarik mungkin.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline