Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Al Jazziyah hingga Sahabat Bromo, Inilah 5 Hal menarik mengenai BCA Jazz Gunung Bromo 2016

Diperbarui: 18 Agustus 2016   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dwiki Dharmawan dan Ermi Kullit, dua dari banyaknya musisi yang akan tampil (Sbr gbr : Arnold)

Besok, Festival Jazz bertaraf Internasional bertajuk BCA Jazz Gunung Bromo 2016 akan dilaksanakan. Sangat Istimewa karena dalam perhelatan kedelapan ini, Festival Jazz Gunung selalu menghadirkan pesona yang akan membuat para penonton yang hadir tidak akan menyesal.

Saya akan merangkumnya menjadi 5 hal yang saya lihat pantas untuk dikedepankan.

1. Performa musisi yang akan tampil di dinginnya Gunung Bromo


Dinginnya suhu gunung Bromo membuat penikmat musik yang akan hadir bertanya-tanya seperti apa yang akan ditampilkan nanti. Ricad Hutapea, Saksofonis muda yang tampil kedua kalinya di Bromo mengatakan bahwa ini akan menjadi pengalaman menarik untuk dijalani. “Coba bayangkan Saksofon yang berbahan besi, ditiup oleh mulut yang tanpa penghangat..Bubb bunyinya” begitu kata Ricad dalam Press Confrence acara tersebut.

Ermi Kullit, solois Jazz wanita ternama negeri ini bahkan mengatakan akan berlatih di dalam kulkas untuk mempersiapkan penampilannya nanti. “ Saya akan mengeluarkan seluruh barang dalam kulkas lalu masuk dan bernyanyi di dalamnya” canda Ermi. Menjadi menarik bagaimana melihat effort yang luar biasa untuk tampil di udara yang tak biasa.

Lain lagi pendapat Dwiki Dharmawan yang akan tampil untuk pertama kalinya. “Ini  akan menjadi Festival Jazz paling berkarakter karena menurut penelitian, musik Jazz akan dengan baik ditampilkan di suhu seperti ini” kata Dwiki. Sebuah undangan langsung dari Dwiki yang kebetulan akan berulangtahun besok tepat ketika Festival Jazz Bromo dimulai.

2. Arsitektur Amfitiater dari Bambu  yang Indah dan megah

Nuansa Bambu Indah di Amfitiater Jazz Gunung Bromo 2016 (sbrgbr: WisataPromo)


Sebuah panggung terbuka berbahan bambu menjadi ciri khas dari pertunjukkan ini. “Amfitiater ini didesain dengan bentuk yang berbeda setiap tahunnya” promo Sigit Pramono, salah seorang penggagas dari Festival ini.

Nuansa bambu mendasari panggung etnik untuk pegelaran ini. Hal tersebut akan mengikat erat membentuk keindahan unik ketika Sunrise maupun Sunset tiba. Hal yang akan menarik untuk dilihat disana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline