Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Inspiratif, Gelar Doktor di Umur 91 Tahun

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Herman Tjikwang,doktor di umur 91 tahun (sbr : thejakartapost)

Kagum rasanya membaca berita di Jakarta Post tentang diwisudanya Herman Tjiknang dengan gelar doktor, Mengapa?.

Herman Tjiknang, diwisuda dalam umur 91 tahun!!, pria yang lahir di Muntok,Bangka pada 22 Juni 1922 ini merevisi disertasinya selama 7 kali lho, sebagai seorang dosen beliau memahami benar bahwa dia tidak boleh berhenti belajar, beliau juga tahu bahwa dia wajib untuk menambah ilmu dan memberikan ilmu yang baru pada muridnya.

Dengan disertasi berjudul “"Perlindungan Hukum Atas Pekerja Alih Daya (Outsourcing) Berdasarkan Keadilan dalam Perselisihan Hubungan Industrial Akibat Pemutusan Hubungan Kerja Sepihak” , beliau menuntaskan itu di Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung, tepukan yang riuh dari para wisudawan yang hadir ketika beliau dipanggil untuk dinobatkan sebagai seorang doktor.

[caption id="" align="aligncenter" width="512" caption="Herman Tjikwang,doktor di umur 91 tahun (sbr : thejakartapost)"][/caption]

Mencintai dunia pendidikan, itu kata kunci bagi beliau, sudah mengajar sejak jaman belanda untuk tentara Indonesia, menjadi pengalaman yang luar biasa bagi beliau, sehingga ketika diserang serangan jantung dan harus dirawat di ICU (intensive care unit) sebanyak dua kali tidak menyurutkan semangat beliau untuk menyelesaikan disertasinya.

“Bapak terkena serangan jantung ketika tahu data di flash disknya hilang “ kata Suzanna Herawati, 53 thn, anak Herman.

Rektor UNPAD Ganjar Kurnia yang turut memberikan tepuk tangan dengan standing ovation mengatakan dalam sambutannya  “Saya berharap di masa depan, Mahasiswa UNPAD (indonesia) mempunyai keinginan yang kuat untuk terus belajar seperti beliau dan bukan hanya belajar untuk sebuah gelar”.

Bagi saya beliau bukan saja menginspirasi saya tetapi menginspirasi bangsa Indonesia, beliau menyadari benar bahwa membagikan ilmunya bagi segelintir mahasiswanya di STIH Pertiba, Pangkalpinang, kampus yang didirikannya pada 1982 itu belumlah cukup menginspirasi, saya benar – benar yakin inspirasi mencapai puncaknya ketika mahasiswa dan para pembaca kompasioner tahu dan melihat bahwa dari atas kursi rodalah beliau berjuang dan menggapai gelar doktornya,  sebuah bukti yang sangat nyata atas kecintaannya pada dunia (pendidikan). Salut Bapak/opa Doktor Herman !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline