Lihat ke Halaman Asli

Arnold Adoe

TERVERIFIKASI

Tukang Kayu Setengah Hati

Fenomena Super-Coach di Tenis dunia

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

New Super-coach, Boris becker (sbrgbr:telegr)

[caption id="" align="aligncenter" width="434" caption="New Super-coach, Boris becker (sbrgbr:telegr)"][/caption]

Super- Coach, ya, itu sebutan yang menggambarkan para pelatih tenis sekarang yang adalah mantan pemain papan atas dunia. Tentu kita terkejut ketika mengetahui bahwa Boris Becker dipilih Novak Djokovic untuk menjadi pelatihnya sekarang, bukan saja gaya permainan kedua petenis yang diketahui berbeda tetapi bagaimanapun publik tenis pun belum mengetahui prestasi besar Becker di dunia kepelatihan.

Penunjukkan Boris Becker ini bisa saja  “hanya” mengikuti tren yang ada, kita sudah mengetahui bahwa Andy Murray dianggap sukses ketika menunjuk Ivan Lendl sebagai pelatihnya, setelah menunjuk Lendl di tahun 2011, Murray berhasil merengkuh medali emas olimpiade dan gelar US. Open di tahun 2012, Wimbledon 2013 menjadi gelar berikutnya,

[caption id="" align="aligncenter" width="368" caption="Pionir Fenomena Super-coach, Ivan Lendl - Andy Murray (Sbrgbr:guim)"]

Pionir Fenomena Super-coach, Ivan Lendl - Andy Murray (Sbrgbr:guim)

[/caption]

Mungkin karena alasan itupula sesudah itu kita melihat semakin banyak muncul super-coach di dunia tenis dunia, penunjukkan Stefen Edberg sebagai pelatih Roger Federer, Michael Chang sebagai pelatih Kei Nishikori, Goran Ivanisevic sebagai pelatih Marin Cilic dan Sergi Bruegera sebagai Pelatih Richard Gasquet, dan kita pun tahu ada Magnus Norman di balik kemenangan Stanislas Wawrinka di Aus Open 2014.

[caption id="" align="aligncenter" width="384" caption="Roger Federer - Stefen Edberg (sbrgbr:edition)"]

Roger Federer - Stefen Edberg (sbrgbr:edition)

[/caption]

Pelatih Serena Williams, Patrick Mouratoglou yang bukan mantan petenis terkenal mengatakan ,” Fenomena ini terasa tidak mengejutkan namun sedikit menggelikan, karena tren mengikuti cara seseorang sudah muncul sejak dulu, ketika Djokovic berhasil karena melakukan diet ketat dua tahun lalu dan menjadi juara, semua petenis ikut berdiet, sekarang tren pelatih ex- nomor satu pun berusaha diikuti semua petenis” (BBC.Sport).

[caption id="" align="aligncenter" width="399" caption="No Super-coach,duet paman keponakan (sbrgbr:huffpost)"]

No Super-coach,duet paman keponakan (sbrgbr:huffpost)

[/caption]

Namun tentu tidak semua petenis terjebak dalam fenomena ini, Rafael Nadal adalah salah satunya, “ Saya sangat bangga dengan tim kepelatihan saya, tim yang tidak berubah ketika saya memulai karir saya” katanya, pelatih nadal, Tony Nadal (paman dari Rafael),bukanlah seorang ex – number one, tapi dia mengerti benar cara memperlakukan Rafael secara teknis, mental dan karakter sehingga bisa menjadi petenis nomor satu sekarang.

Sampai kapan Fenomena Super-coach ini bertahan?, kita pun tidak tahu, tetapi yang pasti di setiap pertandingan apalagi Grand Slam, kehadiran Super-Coach ini menjadi daya tarik sendiri, sorotan kamera tidak jarang menyorot kehadiran mereka di bench pelatih, sehingga selain alasan teknis mungkin saja alasan peningkatan komersialisasi tontonan tenis dunia yang akan semakin menjual dengan kehadiran mereka bisa juga menjadi alasan tersendiri,dan kalau ini benar , tren ini akan bertahan lama.:)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline