Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Skenario Hadapi Ancaman Krisis Global

Diperbarui: 11 Januari 2018   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Phinisi and Storm - source : https://id.pinterest.com/Elli_Edit/%C5%BCaglowce-statki/?lp=true

Krisis Global Pada Tiap Dekade

Jika diurut sejak "Oil Crisis 1973-1975" yang menimbulkan resesi global, dalam tiap dekade (dasa warsa) selalu terjadi gejolak yang menimbulkan krisis. Pada dekade 1980, muncul Black Monday (selengkapnya klik di sini) pada 19 Oktober 1987; yang dimulai dari bursa Hongkong tetap kemudian menjalar ke bursa Eropa dan US serta Australia & New Zealand pada keesokan harinya. Pada 1997 terjadi krisis finansial Asia (Asian Financial Crisis) yang dipicu dari Bangkok akibat mata uang Baht yang mengalami depresiasi. 

Tularannya tidak hanya dialami negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, tetapi juga negara-negara di Asia Timur termasuk Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Hongkong, dan Tiongkok. 

Lanjutan dari krisis ini memicu gerakan Reformasi pada 1998 di Indonesia. Gerakan Reformasi ini mengakhiri masa kepresidenan (alm) Soeharto dengan rejim Orde Baru (Orba) dan menghadirkan era Reformasi Ekonomi dan Keuangan serta keterlibatan institusi multilateral seperti IMF (International Monetary Fund) yang mengikat pemerintah Indonesia untuk melakukan perubahan melalui Memorandum of Economic & Financial Policy (MEFP). 

Pada dekade awal abad XXI, dimulai dengan munculnya gejala kegagalan Subprime Mortgage di US pada 2007, letusan dahsyatnya terjadi pada 2008 dengan bangkrutnya institusi keuangan global yang membawakan situasi Krisis Finansial Global 2008 (selengkapnya klik di sini).

Krisis dekade 1970 dipicu konflik Israel yang didukung USA dengan negara Mesir dan Suriah; kemudian memicu aksi boikot (embargo) supply minyak dari negara-negara penghasil minyak OPEC terhadap negara Barat (Western Countries) yang mendukung Israel. Penyebab Black Monday 1987 adalah pada "error trading program" tetapi kemudian direspon secara negatif oleh para investor dan spekulator pasar saham. Krisis finansial Asia sangat erat kaitannya dengan "serangan spekulasi" terhadap rejim nilai tukar tetap (fixed or pegged exchange rate) yang dianut negara-negara Asia. 

Walaupun dalam kasus ini erat kaitannya dengan lemahnya fundamental perekonomian pada negara-negara yang akrab dengan sebutan Asian Tigers atau Economic Miracles (lihat artikel : Kehati-hatian Kini Merupakan Kepandiran Saat Krisis Menerpa). Juga perilaku pemegang kekuasaan dengan praktek "kolusi serta kartel" seperti disebutkan dalam artikel "The Myth of Asia's Miracle" yang ditulis Paul R. Krugman yang dipublikasikan sebelumnya (1994). Dugaan penyebab Krisis Finansial 2008 adalah perilaku yang "tidak layak" serta "shadow banking practice" dalam ekspansi kredit; hal ini bertentangan dengan karakter "prudent" pada sektor finansial.

Prediksi Pemicu Krisis Dekade 2010

Dekade 2010 pasca Krisis Finansial 2008, kondisi global sarat dengan kebijakan stimulus moneter seperti The Fed US (Quantitative Easing), Euro Central Bank (Assets Purchase Program) dengan atribut "Whatever it takes" (pernyataan Mario Draghi, Chief ECB), dan Stimulus Bank of Japan. Sementara China dengan program stimulus infrastruktur yang mengalirkan dana sejumlah USD 580 Miliar. Pertumbuhan PDB China memang sempat terangkat tetapi kemudian terjadi koreksi dan pada dua tahun terakhir sudah berada di bawah 7%; sementara Uni Eropa dan Jepang masih dalam perangkap pertumbuhan rendah pada kisaran 1.5% dan US mulai meningkat pada kisaran di atas 2%.

Ada dua kejadian yang sempat menimbulkan gejolak yaitu saat The Fed pada Mei 2013 mengindikasikan "Taper Tantrum Program" dan gejolak yang terjadi di bursa Shanghai pada pertengahan 2015; tetapi keduanya tidak sampai menimbulkan gejolak besar. 

Gambaran (Peraga-1) berikut ini memberikan rangkaian krisis sejak dekade 1970 dan prediksi pemicu pada dekade 2010.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline