Cukup sulit untuk menerima pernyataan "Rupiah Strong"; karena sebutan "strong" sebelumnya melekat pada mata uang Dolar Amerika khususnya saat terjadi perang mata uang (currency war). Agar dapat memahami kondisi mata uang Rupiah (IDR), peraga berikut ini memberikan gambaran pergerakan mata uang Renminbi (CNY-China), Rupee (INR - India), Dolar Amerika (USD - US) dan IDR berdasarkan Real Effective Exchange Rate Index yang diterbitkan BIS (Bank for International Settlement).
Peraga-1: Pergerakan Nilai Tukar CNY - INR - USD - IDR
Dari peraga-1, trend nilai tukar CNY atau mata uang Renminbi Tiongkok turun; Rupee India, Dolar Amerika, dan Rupiah naik. Dengan indeks Juni 2015 pada angka 100; indeks CNY turun 8%, Rupee naik 6,5%, USD naik 4%, Rupiah naik 7,6%.
Sementara posisi cadangan devisa (Forex Reserve) gambarannya seperti pada Peraga-2 dengan pembanding Tiongkok.
Peraga-2: Posisi Cadangan Devisa
Sumber informasi : China - Safe dan Bank Indonesia - Indikator Moneter
Berdasarkan Peraga-2, cadangan devisa Indonesia naik, sementara tren cadangan devisa Tiongkok turun.
Dari Peraga-1 tentang nilai tukar berdasarkan REER, mengindikasikan kinerja perdagangan yang dapat dimaknai sebagai peningkatan surplus; sebagai gambaran, Peraga-3 memberikan besaran surplus perdagangan dengan US.
Peraga-3 : Neraca Perdagangan Indonesia - US (semeteran - 6 bulan)
Sumber informasi : US Census Bureau
Dari peraga-3 ditunjukkan bahwa trend surplus perdagangan Indonesia - US naik.