Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Fokus Infrastruktur Domestik

Diperbarui: 20 Agustus 2016   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : http://bfinews.com/news/2016-03-21_hambatan_infrastruktur_dan_desentralisasi_transportasi_udara

Potret Global dan Kondisi Perdagangan

Tidak dapat disangkal bahwa kondisi perekonomian global semakin tertekan. Wajar jika World Bank dalam Global Economic Prospect edisi Juni 2016 menurunkan target pertumbuhan global dari 2,9% menjadi 2,4%. Sementara IMF dalam World Economic Outlook edisi Juli 2016 melakukan koreksi pertumbuhan global menjadi 3,1%

Gejolak global tidak lepas dari "Norma Baru" dalam perekonomian dan finansial. Selain Tekanan Pertumbuhan Global, kondisi faktual yang dihadapi antara lain Spiiral Deflasi harga komoditas, Suku Bunga (sangat) rendah yang diberlakukan Bank Sentral. Peningkatan Defisit Fiscal (Pendapatan turun, belanja tetap atau harus naik), Himpitan Utang, dan Ketimpangan Kesejahteraan (Lihat : Menunda Adalah Ancaman Mesin Perekonomian).
Potret global erat dengan kondis perekonomian Amerika (US). Tekanan USD Strong (nilai tukar Dolar Amerika yang menguat) sudah mulai berkurang, tetapi masih terasa aroma "Currency Wars" (melemahkan nilai tukar demi meningkatkan ekspor); khususnya negara yang mengandalkan penerimaan pada ekspor seperti China dan negara-negara berkembang. Walaupun USD Strong mengalami penurunan tetapi defisit neraca perdagangan global USA masih terus berlangsung dan meningkat dan berdampak pada penurunan pertumbuhan pendapatan dan tentunya pertumbuhan ekonomi US.

Peraga-1 memberi gambaran hubungan USD Strong yang turun tetapi defisit perdagangan US (garis biru pada) trend-nya naik. 

USD Currency Index and US Trade Balance

Sumber Informasi : FRED - Federal Reserve of St. Louis - Economic Research

Dari Peraga-1, trend Trade Weighted Currency Exchange (Major) Index turun (garis putus), tetapi defisit perdagangan malah meningkat Selayaknya, dengan index turun akan mengurangi defisit perdagangan. Hal ini mengindikasikan penurunan ekspor produk US atau permintaan global dalam tekanan.

Dalam tekanan pertumbuhan, neraca perdagangan global Indonesia dapat bertahan dan pada Juli 2016 mengalami surplus sekitar USD 600 Juta. Gambaran Neraca Perdagangan secara Triwulanan (Quarterly) diberikan pada Peraga-2. 

Indonesia Trade Balance Quarterly - prepared by Arnold M

Dari Peraga-2 dipahami terjadi trend naik surplus perdagangan barang (garis putus biru) sementara defisit jasa juga bertambah (garis putus merah).

Terhadap 3 (tiga) poros perekonomian global yaitu US, China, dan Eropa, kondisi perdagangan Indonesia digambarkan pada peraga-peraga berikut ini.

Neraca Perdagangan Indonesia - USA diberikan pada Peraga-3 berikut.

Indonesia - US Trade Balance - Prepared by Arnold M.

Sumber Informasi : US Census Bureau - International Trade
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline