Antara Tokyo dan Beijing
Demi mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia, input perekonomian membutuhkan investasi; dan untuk mengangkat "Comparative Advantage" Indonesia, butuh peningkatan kualitas infrastruktur. Dalam kawasan Asia Pasifik, tidak dapat disangkal selain USA, Jepang dan China merupakan pemain utama khususnya dari sisi ukuran kemampuan sumber investasi.
Pada Peraga berikut diberikan gambaran posisi cadangan devisa dan kondisi "Real Effective Exchange Rate".
Peraga-1 : Posisi Cadangan Devisa China dan Japan
Sumber Informasi (dengan pengolahan Arnold M.) :
Cadangan Devisa China : China SAFE
Cadangan Devisa Japan : Ministry of Finance - Japan
Pasca Krisis Keuangan global 2007-2008, sejak 2011 cadangan devisa (cadev) Jepang dan China meningkat. Tetapi kemudian sejak awal 2014 posisi cadev China terus turun; tetapi kondisi sebaliknya pada Jepang yang mengalami peningkatan cadev sejak triwulan-4 2015. Kondisi penurunan cadev China yang mencapai nilai tertinggi pada pertengahan 2014 (USD 3.993 Miliar), pada pertengahan 2016 menjadi USD 3.2065 Miliar atau turun USD 788 Juta.
Kondisi indeks REER (indeks nilai tukar efektif) Dolar Amerika (USD), Renminbi China (CNY) dan Yen Jepang (JPY) diberikan pada Peraga-2.
Sumber Informasi (dengan pengolahan Arnold M.) : Bank for International Settlement.
Peraga-2 menunjunjukkan trend JPY naik sementara CNY turun; sementara USD masih dalam kondisi "Strong USD" yang sudah terjadi sejak medio 2014.