Apakah pilihan "UK Leave EU" alias Brexit pada 23 Juni 2016 akan menyebabkan krisis global ?
Seblum menjawab pertanyaan tersebut, perludiingat catatan selama milenium XXI, tiga gejolak dengan skala berbeda masing-masing Dotcom Bubble2001, Financial Crisis 2008, dan China Stock Market Shock 2015. Dari tiga kejadian tersebut, dampakFinancial Crisis 2008 sangat besar dan meninggalkan permasalahan lanjutanseperti fenomena “USD Strong” dan tekanan utang akibat apresiasi kurs DolarAmerika (USD).
Agar dapat memprakirakan gejolak yang dapat berlanjut menjadi krisisglobal, perlu melihat kondisipasar perdagangan global dan finansial.
Merujukpada Global Trade Report 2015 yang diterbitkan World Trade Organization , pangsaekspordan impor barang diberikan seperti padaPeraga-1.
Grafik menunjukkan pangsa ekspor China terbesar, diikuti European Union (EU), USA, Jepang, dan negara lainnya. Sedangkan untuk impor, USA pada peringkat teratas, diikuti EU, China, Jepang dan negara lainnya.
Dalam lingkungan European Union, komposisi dan pangsa perdagangan diberikan pada Peraga-2.
(EU Trade - Prepared by Arnold M)
Dari Peraga-2 dapat dipahami bahwa yang menjadi "Core" (Inti)EU adalah Jerman (Germany) dengan pangsa hampir 25 %, Benelux (gabungan negara Belgia,Netherland, Luxembourg) 18,3 %, Perancis (France) 9,4 %, Italy 8,5 %, dan UK (United Kingdom) 7,9 %; sedangkan anggota lain EU hanya sebagai "Periphery" (Pelengkap). Walaupun tergolong "inti", pangsa UK paling kecil.
Peringkat Global Financial Center Index, menunjukkan kota London (UK) sebagai pusat “Financial Market” dengan indeks tertinggi, diikuti New York, Singapore, Hongkong, dan Tokyo (Jepang). Dengan London sebagai pusat, tidak berarti Pound Sterling (GBP) mendominasi transaksi.
Merujuk pada informasi BIS (Bank for International Settlement) untuk kontrak valas (forex contract), Peraga-3 menggambarkan pangsa mata uang utama.
(Forex Contract by Currency - Prepared by Arnold M.)