Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Kecoak Baru Global : "UK Leave EU"

Diperbarui: 25 Juni 2016   15:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber Gambar : http://www.genesis-news.com/c-Genesis-Selling-England-By-The-Pound-CD-review-s288.html)

Bagi penggemar "Progressive Rock", nama Genesis sangat dikenal dengan masterpiece : Selling England by the Pound. Album tersebut dibuka dengan lagu berjudul : Dancing with the Moonlit Knight dan bunyi lirik pertamanya : "Can you tell me where country lies ?". Album ini menyuarakan protes; ungkapan tersebut berulang saat 51,9% peserta jajak pendapat dalam lingkungan United Kingdom (England, Scotland, Wales, North Ireland) pada 23 Juni 2016 memilih "LEAVE" alias meninggalkan European Union (EU), suatu kerjasama ekonomi regional di kawasan Eropa.

Untuk memahami EU dan besaran perekonomiannya, diberikan perbandingan dengan North America Free Trade Area (NAFTA) dan ASEAN seperti diberikan pada Peraga-1.

Portrait of Regional Economics

Diukur dari populasi penduduk, Asean terbesar di antara tiga kawasan. Rerata tingkat pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product atau PDB) pasca Krisis Keuangan 2008 (masa 2009-2015) pada 5%, lebih baik daripada EU dan North America. Bandingkan dengan pertumbuhan global pada 3% dan rerata pertumbuhan GDP Indonesia > 5% pada masa yang sama. 

Sedangkan beban utang terhadap GDP berdasarkan posisi 2015, North America (dalam kerjasama regional NAFTA; dengan anggota USA, Canada, dan Mexico) menanggung rasio beban utang terhadap GDP (Gross Domestic Product) tertinggi (101,6%); EU pada besaran 87,4%, dan ASEAN pada 46% (bandingkan Indonesia pada kisaran 27%).

Membandingkan UK dengan populasi penduduk 65 juta (sekitar 12,7% EU) terhadap EU, pada masa yang sama mencapai rerata pertumbuhan 1,1% dan beban utang terhadap GDP pada 2015 berada pada besaran 89,3%. Opsi LEAVE yang dipilih mengekspresikan rendahnya pengharapan (less hope) terhadap EU dalam peningkatan pertumbuhan UK. Dengan pilihan tersebut, UK akan berupaya memperluas pasar di luar EU dan salah satunya melirik pada pasar yang bertumbuh seperti Asean serta pada sesama Anglo-Saxon dan English native countries seperti Commonwealth countries (misalnya : India, Malaysia, Singapore, Australia), USA, dan Asean terutama Indonesia sebagai anggota terbesar Asean. 

Sebagai gambaran diberikan kondisi perdagangan USA dengan mitra utama (EU (Euro), China (CNY), Jepang (JPY) dan UK (GBP) dan Indonesia pada Peraga-2.

us-trade-balance-576e32f4a223bdc8074aceec.jpg

Dalam masa 2009-2015, US mengalami defisit perdagangan termasuk dengan Indonesia; dengan UK hanya pada 2011 USA mengalami surplus. Pada 2015 defisit perdagangan US dengan mitra dagang utama mencapai USD 593 Miliar; sementara Indonesia mengalami surplus USD 12,5 Miliar terhadap USA.

Perlu diketahui saat menjadi anggota EU, UK tetap menggunakan Pound Sterling (GBP) bukan Euro, seperti juga negara Nordic (Swedia, Denmark, Norwegia). Dengan UK meninggalkan EU, diperkirakan menekan posisi GBP. Peraga-3 memberikan gambaran pergerakan GBP dan mata uang utama serta Rupiah (IDR) berdasarkan Effective Exchange Rate untuk masa pasca Krisis Keuangan 2008.

major-and-indonesia-currencies-movement-576e33d6759373dd0413226e.jpg

Pada masa 2009-2015 terjadi fluktuasi pada mata uang utama dan sejak 2013 USD menguat (fenomena USD Strong). Dengan posisi USD Strong defisit perdagangan US makin meningkat dan nilai ekspornya tertekan. Kondisi ini merugikan dunia usaha US terutama korporasi yang mengandalkan ekspor.

Memperhatikan pergerakan nilai tukar efektif masa 2009 - Mei 2016, proyeksi tiga mata uang : JPY, Euro, dan IDR akan mengalami trend naik (penguatan - lihat garis putus pada JPY, Euro, dan IDR); sedangkan USD, GBP, dan CNY sebaliknya atau turun.

Ibarat kecoak, bermunculan kajian atau analisis yang mengatakan bahwa keluarnya UK dari EU akan berdampak USD menguat. Berdasarkan Peraga-2, kondisi penguatan USD akan berdampak US Trade Deficit makin besar dan membebani perekonomian US; kondisi ini tentu sangat tidak disukai US. Sementara, data dan proyeksi berdasarkan trend pada Peraga-3 menunjukkan pergerakan nilai tukar efektif USD akan turun dan kondisi sebaliknya pada IDR.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline