Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Stop Ilusi dan Retorika Kosong Anti Utang Publik

Diperbarui: 12 Juni 2016   04:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.123rf.com/stock-photo/bank_robbery.html

Bicara seputar utang publik (Government Debt), selalu muncul retorika dan sinisme, atau ilusi yang mencoba menggambarkan betapa besar beban yang harus ditanggung kelak oleh anak cucu generasi penerus bangsa.

Berdasarkan laporan yang diterbitkan Bank Indonesia (SULNI : Statistik Utang Luar Negeri Indonesia), hingga akhir Desember 2015 besar utang publik eksternal (government debt atau utang pemerintah) : Dolar Amerika (USD) 137.395.526.635 atau Seratus Tiga Puluh Tujuh Miliar Tiga Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Lima Ratus Dua Puluh Enam Ribu Enam Ratus Tiga Puluh Lima Dolar Amerika; perlu dua puluh empat kata dengan 114 huruf (tanpa menghitung spasi) untuk mengkespresikan jumlah utang tersebut. Jika dinyatakan dalam Rupiah dengan rerata kurs tukar pada 2015, jumlah utang tersebut : Rp. 1.908.423.864.966.340 atau Seribu Sembilan Ratus Delapan Triliun Empat Ratus Dua Puluh Tiga Miliar Delapan Ratus Enam Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Enam Puluh Enam Ribu Tiga Ratus Empat Puluh Rupiah ! (Silakan hitung jumlah kata dan hurufnya).

Bagaimana membayangkan jumlah utang tersebut secara fisik jika menggunakan setumpukan yang bernilai USD 10.000 dengan lembaran USD 100 ?

Peraga-1 memberikan gambaran USD 1 Miliar dengan USD 10.000 yang menggunakan lembaran USD 100.

Sumber Informasi : http://demonocracy.info/infographics/usa/us_debt/us_debt.html

Andaikan ada gerombolan penjahat berpikir ingin merampok USD 1 Miliar dari bank; mungkin mereka perlu mengkaji dengan cermat rencananya. Dengan lembaran uang kertas USD 100, jumlah USD 1 Juta bobotnya sekitar 10 Kilogram (atau 22.05 Punds); sehingga jumlah USD 1 Miliar atau 1000 kali USD 1 Juta berat keseluruhannya 1.000 x 10KG atau 10 Ton ! Jika kemampuan seorang anggota perampok membawa uang sambil berlari adalah 50 KG, diperlukan 200 anggota perampok. Entah berapa jarak perampok dapat berlari dengan membawa beban 50 KG tetapi ide merampok USD 1 Miliar SULIT diwujudkan.

Ada juga humor satire yang mengkaitkan utang publik dengan tangisan bayi, Mengapa bayi Indonesia waktu lahir tangisannya keras ? Konon saat lahir langsung tahu akan menanggung utang jutaan rupiah seperti gambaran pada Peraga-2.

Prepared by : Arnold M

Apakah besaran beban hampir Tujuh Setengah Juta itu yang membuat bayi yang lahir menangis lebih keras ? Atau sebaliknya di negara tanpa utang, bayi yang lahir tidak menangis ? Dapat dibayangkan jika kemudian terjadi ada bayi yang lahir tidak menangis.

Posisi "External Public Debt" Indonesia hingga akhir 2015 diberikan pada Peraga-3.

gdp-and-external-debt-575bc76765afbd8612baed1b.jpg

Peraga-3 menunjukkan posisi dalam valuta asing pada akhir 2015 mencapai USD 137,396 Miliar; merupakan bagian dari keseluruhan utang publik (eksternal dan internal) dengan rasio 27,2% dari GDP (atau PDB : Produk Domestik Bruto). Secara pertumbuhan majemuk 5 (lima) tahun (CAGR : Compound Annual Growth Rate), pertumbuhan 5,2%, lebih rendah dari pertumbuhan GDP yang reratanya 5,5%; sehingga pertumbuhan utang bukan hal yang mencemaskan. 

Sangat perlu mendapatkan perhatian adalah peningkatan utang swasta yang secara majemuk (CAGR) 5 (lima) tahun besarnya 14,8%; jauh di atas pertumbuhan sektor usaha. Sebagai perbandingan, berdasarkan BPS sektor usaha Transportasi dan Telekomunikasi mencatat kinerja pertumbuhan tertinggi dengan rerata 9,5%, sementara sektor lain di bawahnya atau bahkan negatif (Sektor Pertambangan dan Penggalian). Dapat dibayangkan besarnya beban himpitan utang eksternal sektor usaha (kondisi demikian disebut sebagai : Balance Sheet Recession Problem atau Problem Resesi Neraca).

Untuk memahami lebih dalam tentang kinerja pengelolaan utang publik, dapat dilihat perbandingan pada Peraga-4.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline