[caption caption="Sumber gambar: Shutterstock"][/caption]Depresi Ekonomi
Mungkin kita terkejut jika membaca judul berita Kompas edisi cetak 11 Maret 2016: "Tambal Defisit, Arab Saudi Cari Utang". Pemerintah Arab Saudi (KSA) diberitakan telah meminta proposal untuk peminjaman uang yang berkelanjutan. Berarti sudah diprakirakan bahwa kondisi defisit akan berlanjut. Pada bagian dunia lain, Venezuela mengalami kondisi perekonomian yang sangat parah. Pertumbuhan GDP (Gross Domestic Product, PDB) Venezuela turun hampir 6% dengan inflasi triple digit (lebih dari 100%). Sementara di belahan Afrika, Nigeria mengalami penurunan pertumbuhan dan sejak awal 2016 butuh "Emergency Loan".
Menilai kondisi perekonomian tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan potret atau snapshoot informasi; tetapi perlu dilihat pada suatu rentang waktu. Dalam Grafik-1 diberikan pertumbuhan GDP beberapa "Emerging Markets" pasca Krisis 2008.
Grafik-1 : Pertumbuhan GDP 2010 - 2015
[caption caption="Prepared by Arnold M - Source : IMF (imf.org/external/datamapper/index.php?db=FM)"]
[/caption]Sumber Informasi : IMF
Dari antara Saudi Arabia, Nigeria, dan Venezuela, yang terakhir mengalami penurunan parah. Sebagai pembanding, Turkey, Chile, dan Indonesia yang juga mengalami tekanan penurunan pertumbuhan dengan catatan Indonesia berada di atas rerata GDP Emerging Markets & Developing Economies (Bar pada Grafik-1).
Fenomena Oil Glut
Fenomena Oil Glut (limpahan produksi minyak mentah) yang muncul saat pertumbuhan global turun; membuat tekanan luar biasa pada harga minyak mentah. Kondisi tersebut dapat dilihat pada Grafik-2.
Grafik-2 : Indeks Harga Minyak
[caption caption="Prepared by Arnold M"]
[/caption]Sumber Informasi : IMF Commodities
Dari Grafik-1 dan Grafik-2, menunjukkan ketergantungan perekonomian Saudi Arabia, Nigeria, dan Venezuela terhadap minyak sangat besar. Saat harga turun berkelanjutan (deflasi), pertumbuhan langsung tertekan dan berdampak defisit membengkak. Hal ini terjadi akibat minimnya sumber penerimaan lain yang dapat mengompensasi dampak penurunan harga minyak. Saat harga minyak tinggi, terjadi salah urus pada limpahan penerimaan; sehingga lalai mengembangkan sumber penerimaan lain. Oil Glut bagaikan Kutukan Sumber Daya Alam (Resource Curse) yang mewujud!