[caption caption="thedailystar.net"]
[/caption]Kondisi Global
Dalam World Economic Outlook yang diterbitkan pada 19 Januari 2016, IMF (International Monetary Fund) memberikan prakiraan bahwa pertumbuhan ekonomi global 2016 hanya akan berada pada 3,4%. Trend Deflasi global terus berlanjut dengan penurunan indeks harga komoditas non energi dan energi seperti pada Grafik-1.
Grafik-1 : Trend Indeks Komoditas Global
Sumber Informasi : IMF Primary Commodity Prices
Dalam kondisi harga komoditas yang terus turun, sisi permintaan (demand) produk juga akan turun; khususnya permintaan dari negara yang mengandalkan penerimaan dari komoditas dan energi. Penurunan permintaan selanjutnya berdampak pada pendapatan negara maju dan produsen.
Sementara fenomena Strong USD (Mata Uang Dolar Amerika Kuat terhadap mata uang negara mitra dagang US) terus berlangsung hingga awal Februari 2016 seperti digambarkan pada Grafik-2.
Grafik-2 : Trend Indeks Nilai Tukar USD
Sumber Informasi : US Fed - St. Louis Economic Research. Yang termasuk "Major Currencies" antara lain : Euro, GBP (Pound Sterling), Yen Jepang, Renminbi CNY China, Dolar Kanada, Dolar Australia; sedangkan mata uang lain masuk dalam "Broad".
Dengan trend USD yang masih terus menguat, perang antar mata uang (Currency Wars) termasuk devaluasi mata uang diprakirakan masih akan terus berlangsung sebagai strategi bersaing dalam pasar global. Sementara produk US terus berada dalam tekanan dan berdampak pada kinerja korporasi US.
Fenomena China
Apa yang terjadi dengan perekonomian China ?