Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Volatility, Vulnerability, dan Viability Perekonomian Indonesia

Diperbarui: 12 Januari 2016   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Volatilitas dan Vulnerablitas Global

Gejolak (volatilitas) pasca normalisasi Fed Rate 16 Desember 2015 muncul mengawali pekan 2016 pada hampir semua bursa saham global seperti China (SHCOM), Europe (FTSE), Wall Street USA (DJIA). Penurunan indeks harga saham yang terjadi dalam sepekan berkisar 5%-8%.

Sementara nilai tukar terhadap Dolar Amerika (USD) diberikan pada Grafik-1 berikut ini.

Grafik-1 : USD Exchange Rate to Euro, CNY, JPY, IDR

Source : IMF Exchange Rate Archives (dengan pengolahan dan normalisasi untuk Euro dan Yen Jepang).

Trend nilai tukar Renminbi (CNY) turun (unsur "kesengajaan" China demi meningkatkan ekspor), Yen Jepang (JPY) sedikit menguat, Euro dan Rupiah (IDR) cenderung berfluktuasi kecil.

Vulnerabilitas (Kerentanan) yang muncul pada pasar utama (Amerika, China, Euro Area) tidak terjadi secara tiba-tiba.

Dalam perekonomian US, kondisi Strong USD sangat memukul kinerja bisnis korporasi. (Lihat Grafik-2)

Grafil-2 : USD Strong Impact to Corporate Profits

Source : FRED St. Louis Economic Research

Penguatan USD terhadap mata uang utama (garis merah pada grafik-2) dan juga mata uang mitra dagang US lainnya, berdampak penurunan kinerja usaha (profit; warna biru pada grafik-2) korporasi US. Kondisi penurunan profit berdampak penurunan harga saham. Jika USD terus menguat dalam waktu lama, perekonomian US akan mengalami depresi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline