Fed Rate dan Treasury Bond Rate
Setelah hampir 10 tahun sejak 2006, suku bunga acuan Bank Sentral Amerika atau Fed Rate (Effective Federal Funds Rate) akan kembali naik. Keputusan diambil dalam pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee), The Federal Reserve pada 16 Desember 2015. Saat ini Fed Rate besarnya (batas atas) 0,25% dan jika naik maka batas atas menjadi 0,5%. Dalam beberapa pertemuan termasuk dengan Komite Ekonomi Senat US, Chairwoman The Fed sudah mengindikasikan bahwa prasyarat, seperti tingkat pengangguran dan tingkat inflasi (berbasis NAIRU), sudah terpenuhi untuk menaikkan Fed Rate.
Selain Fed Rate dikenal juga US Treasury Bond yang merupakan surat utang pemerintah Amerika untuk masa panjang dan dapat diperdagangkan. Surat utang diterbitkan pemerintah US melalui Treasury Department untuk menutupi kekurangan (defisit) anggaran.
Gambaran Fed Rate dan US T-Bond Rate serta relasinya diberikan pada Grafik-1.
Sumber Informasi : FED St. Louis - Economic Research
Dari grafik-1, ditunjukkan bahwa sejak 2006 Fed Rate tidak pernah mengalami kenaikan. Sementara US T-Bond (maturitas 10 tahun) berfluktuasi tetapi trend-nya turun dari 7% hingga sekitar 2% pada jelang akhir 2015. Pada 5 tahun terakhir, Fed Rate tidak berpengaruh pada fluktuasi T-Bond Rate; jika ada, kenaikannya tidak berarti. Dengan demikian dapat diprakirakan bahwa kenaikan Fed Rate sebesar 0,25% hanya akan berdampak kecil pada kenaikan T-Bond rate dan maksimum 3%.
USD Strong, Defisit, dan Pertumbuhan Pendapatan
Sejalan dengan kondisi perekonomian US, posisi Dolar Amerika (USD) menjadi kuat (Strong USD) atau mengalami apresiasi (kenaikan nilai tukar) terhadap "Major Currency" (mata uang mitra utama perdangangan US, misalnya Europe Area, Jepang, Canada) dan "Broad Currency" (mata uang mitra utama lainnya termasuk Rupiah atau IDR) diberikan pada Grafik-2.
Sumber Informasi : FED St. Louis - Economic Research
Berdasarkan historical trend 1995-2015, pola kenaikan nilai tukar USD terhadap Major Currency dan Broad Currency dipengaruhi kenaikan Fed Rate (masa 1995 - 2000). Tetapi selanjutnya pola tersebut tidak berelasi yang artinya kenaikan nilai tukar USD (menjadi lebih kuat terhadap Major & Broad Currency) tidak dipengaruhi kebijakan terhadap Fed Rate. Masa 2010 - 2015 USD menguat walaupun Fed Rate di bawah 0,25%.
Kondisi “Strong USD” berdampak pada defisit perdagangan US yang terus bertambah seperti pada Grafik-3.