Lihat ke Halaman Asli

Arnold Mamesah

TERVERIFIKASI

Infrastructure and Economic Intelligent - Urbanomics - Intelconomix

Ekspektasi Perekonomian dalam Gejolak Pasar Finansial

Diperbarui: 7 Oktober 2015   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Lonjakan Penguatan Rupiah

Saat artikel ini ditulis, nilai tukar Dolar Amerika terhadap Rupiah berada pada 1 USD=IDR 14.150 setelah sebelumnya sempat mencapai IDR 14.725 (1 Oktober 2015); penurunan sebesar hampir 4% (berdasarkan Reuters). Bagaimana selanjutnya tentu akan menarik untuk diprediksi. Tulisan ini bukan bermaksud membuat praduga penurunan lanjutan.; tetapi melihat sisi perekonomian riel dan gejolak pasar financial atau Turbulensi Finansial

Dalam tulisan : “Financial Turbulence, Business Cycles and Intrinsic Time in an Artificial Economy”, diberikan 6(enam) ciri Turbulensi Finansial seperti pada gambar berikut ini.

Karakter Turbulensi Finansial

Yang terjadi saat ini dapat dikatakan sebagai Sudden Drops, penurunan tiba-tiba (walaupun memang diharapkan banyak pihak) dengan berbagai rasionalitas pendukung misalnya situasi pasar tenaga kerja dan kinerja perekonomian di US yang tidak sesuai dengan prakiraan. 

Memang perilaku para pemain di pasar finansial menggunakan indikator perekonomian yang dinamis (tenaga kerja, inflasi, pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan) bersama dengan indikator finansial termasuk kondisi pasar saham, kondisi korporasi, kondisi utang, dan termasuk juga suku bunga serta imbalan dari surat berharga. Serpihan informasi yang dicuplik dan dikumpulkan ditambah dengan sentimen serta "informasi undercover" alias rumor menjadi dasar pengambilan keputusan yang kemudian akan diikuti banyak pemain lainnya (bandwagon effect). Demikianpola pemikiran modern dan dinamis atau mungkin aliran heterodoks yang banyak dianut para pengusaha, pengamat, atau penggemar medsos yang hanya meng-copas informasi untuk sekedar membenarkan praduga, mendapatkan konfirmasi atas tebakannya. 

Pada sisi lain, para penyusun kebijakan dan para ekonomis yang berkaitan dengan pemerintah atau bank sentral, sering menggunakan pendekatan campuran dengan berbagai rasionalitas prinsip ekonomi bersama dengan pertimbangan politik atau sikap pragmatis.

Sementara itu, ada yang tetap berpegang pada Generally Accepted Principle dan melakukan kajian dalam disiplin metodologi berdasarkan data historis dan pola kecenderungan (trend) pada rentang waktu panjang. Hasil kajian ini sering dianggap tidak realistis, penuh teori yang tidak praktis.

Fenomena Akhir Triwulan, Defisit Transaksi Berjalan dan Aliran Modal Masuk

Mengapa terjadi gejolak nilai tukar (depresiasi) pada September 2015 yang merupakan penghujung Triwulan-3 ?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline