Lihat ke Halaman Asli

Arnol Goleo

Anakmomen

"Saatnya Berbenah": Pesan Singkat dari Mutlaben Kapita

Diperbarui: 2 Februari 2024   11:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Mutlaben Kapita. Sumber: Akun Facebook

BIOGRAFI DAN JEJAK KARIER SINGKAT MUTLABEN KAPITA

Dikutip dari akun facebooknya, Mutlaben Kapita lahir di Bailengit, 20 April 1993 dan dibesarkan dari keluarga sederhana. Pekerjaan kedua orangtuanya adalah petani. Namun tekad dan semangatnya yang tinggi, sehingga Ia bisa menempuh pendidikan tinggi serta mendapat gelar Program Magister di Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun 2021.

Sedangkan Strata Satu juga diperoleh  dari almamater yang sama di bidang Administrasi Publik. Dalam perjuangannya mencapai kedua gelar tersebut tidak mudah dibutuhkan proses perjuangan yang panjang dan semangat yang tinggi dari kedua orangtuanya, terutama dirinya sendiri.

Dan sifat juang, tekad serta semangat itu telah melekat dalam diri seorang Mutlaben Kapita sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).

Waktu saya menghadiri acara syukuran wisudanya beberapa tahun silam, Ia bercerita panjang di depan kami tentang proses pendidikannya mulai dari SD hingga mendapat gelar magister tersebut.

"Dulu, waktu saya SD setiap rapat orang tua murid atau pengambilan raport yang menghadiri rapat tersebut bukan orang tua saya sendiri tetapi tua (paman) sebagai wakil atau mewakil menggantikan kedua orang tua untuk pengambilan raport karena ayah dan ibu saya 'tidak pernah sekolah' seperti saya." Tuturnya dengan haru.

Saya dan Mutlaben masih saudara karena ibu saya satu marga dengannya. Jika ditarik secara vertikal (garis keturunan) kami satu garis keturunan yang sama dan secara garis horizontal kami berdua adalah generasi keempat atau kelima.

Waktu SMA juga cukup sulit dan "mustahil" Mutlaben dapat menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Menengah Atas (SMA). Mengapa? Tempat tinggal dengan Sekolah (SMA BPD Tolabit) sangat jauh, sekitar 7-10 km.  

Jarak tersebut yang harus ditempuh Mutlaben dan teman-temannya setiap hari dengan jalan kaki karena jalan belum ada. Apalagi kendaraan. Sehingga sekitar jam tiga atau empat (subuh) mereka sudah harus bangun dan pergi agar tidak telat sampai di sekolah.

Tahun 2011 setelah tamat dari SMA BPD Tolabit sekitar sebelas orang, melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi yang berbeda. Sebagian kuliah di Universitas Halmahera Tobelo, sebagiannya lagi di Universitas Khairun Ternate dan Universitas Negeri Manado.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline