Lihat ke Halaman Asli

Arnol Goleo

Anakmomen

Gugur

Diperbarui: 11 Juli 2023   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sempat terbang melihat dari kejauhan. Sungguh indah. Sangat indah! Tak bisa terbang lagi, sebab tak ada tumpuan. Apalagi berteduh. Mungkinkah aku terbang terlalu tinggi, akhirnya jatuh ke bumi dan kedua sayapku patah?

Atau seperti kata orang-orang: "semakin tinggi sebuah pohon akan semakin mudah diterpa badai!" Ya, aku tahu itu. Tetapi, bisa saja "tidak". Bukankah pohon itu tumbuh agar rindang bila engkau berteduh di bawahnya?

Bagaimana engkau betah berteduh di bawahnya, menikmati desiran angin dan mendengar burung bersiul-siul di atas ranting pohon? Sedangkan engkau sendiri memotong akarnya juga mengupas kulit batangnya.

Mungkin engkau masih bisa menikmati burung bersiul-siul di atas ranting pohon walau daunnya telah rontok, dan itu hanya sebentar. Juga engkau akan bosan mendengar siulannya sebab engkau akan terusik dengan sinar mentari.

Dan engkau tak'kan mendengar apalagi mengenggam sebuah impian yang ingin diberikan pucuk pohon dan pucuk pohon pun demikian sebab ia belum sampai di permukaan baru saja bertumbuh sudah gugur.

Bailengit, 10 Juli 2023
Arnol Goleo [23:47]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline