Lihat ke Halaman Asli

Arnol Goleo

Anakmomen

Novel "Negeri Terasing" (#4)

Diperbarui: 9 Februari 2023   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Keputusasaan masih mengintai dalam hidupku terutama dalam hati dan pikiranku. Namun, walau sedikit, aku masih memiliki kesabaran sebab orang-orang atau teman-teman dekatku memberikan support agar aku tetap sabar menjalaninya.

Juga ucapan ibu yang sempat ditorehkan kepadaku tidak "diwujudkan." Pendidikanku pun masih berlanjut sehingga aku dapat menyelesaikan pendidikan di bangku SMA itu.

Sebelum selesai dari bangku SMA, semasa SMA kelas XII aku jatuh hati pada seseorang namun aku tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku ini padanya. Jadi aku meminta bantuan kepada Ming (teman kelas dan satu desa denganku) sebagai jembatan.

"Ming aku menyukai seseorang di kelas kita." Kataku padanya saat itu kami berdua sedang duduk di bawah pohon mangga halaman sekolah. "Siapa Leo? Ming bertanya padaku. "Meisya! Bisa bantu aku?" Dengan senyum tipis aku menyebut namanya itu. "Bisa, nanti saya bantu berbicara dengannya!" Lanjutnya.

Beberapa hari kemudian aku pulang bonceng dengan Ming bersama motor miliknya. "Leo." Ming menyebut namaku. "Ada apa Ming?" Aku bertanya padanya. "Saya sudah katakan padanya." Sahutnya. "Siapa Ming?" Aku menyetir motor miliknya itu perlahan melambat sebab aku ingin mendengar apa yang ingin disampaikan Ming.

"Meisya Leo, Meisya sudah punya pacar." Dengan nada pelan ia mengucapkan kata itu padaku. "Oh, tidak apa-apa." Walau aku berkata demikian hatiku sembilu. "Iya, tapi benar tidak apa-apa?" Ming memastikan sebab ia berempati padaku. "Iya Ming tidak apa-apa. Setidaknya aku tahu bahwa Meisya tidak tertarik padaku!" Sahutku padanya.

Pertengahan tahun 2015 aku selesai dari SMA. Kini aku ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi begitu pun dengan keempat temanku (satu desa denganku).

"Kalian mau lanjut kuliah di mana? Mau ambil jurusan apa?" Tanyaku pada mereka berempat seusai mendengar hasil kelulusan kami karena 100 persen kami lulus. "Saya mau lanjut kuliah di Manado. Kalau jurusan saya belum pastikan." Sahut Yeri.

"Kalau Yul, Ming, dan Lia?" Aku tanya lagi pada mereka bertiga. "Saya juga lanjut kuliah kesehatan di Manado mau ambil kebidanan." Yul menjawab. Begitu juga dengan Lia ambil kebidanan. Tetapi Lia melanjutkan studinya di Tobelo.

"Kalau saya sih lanjut kuliah di Tobelo juga, tapi saya ambil jurusan teologi (pendeta)" kata Ming. "Aku ingin kuliah ke Ambon, tapi masih bingung mau pilih jurusan apa." Sambil garuk kepalaku. Seusai bercerita kami pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah aku memberitahukan keinginanku melanjutkan studi ke Ambon kepada ayah dan ibuku. Namun keinginanku itu bertolak belakang dengan keinginan ayah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline