Lihat ke Halaman Asli

Makan Daging Tikus Waktu Kuliah Kerja Terpadu (KKT)

Diperbarui: 18 Oktober 2022   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tepat tahun 2018 kami mengikuti Kuliah Kerja Terpadu (KKT) sekitar 4.000an mahasiswa. Dan lokasi KKT di dua kabupaten yakni Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara.

Setiap mahasiswa dibentuk kelompok terdiri dari 10 sampai 11 orang. Kelompok kami sendiri di tempatkan di Desa Pakuure Tinanian, Kecamatan Tenga, Minahasa Selatan.

Program KKN atau KKT yaitu pembuatan WEBDES, bimbingan belajar, dan penyuluhan hukum. Tujuan dari pembuatan Website guna sebagai wadah dalam mempromosikan seperti potensi desa, mempromosikan tempat yang bisa menjadi wisata desa, dan sosial budaya.

Namun di sini, saya tidak akan menjelaskan secara detail tentang kegiatan atau program yang kami laksanakan di Desa Pakuure Tinanian. Tetapi saya akan berbagi cerita menarik dan berkesan selama KKT atau KKN.

Keberangkatan kami dari kampus tidak langsung turun ke desa-desa. Bus kampus mengantarkan kami hanya sampai di kota atau Kantor Bupati Minahasa Selatan.

Beberapa jam kami berkumpul di sebuah aula di sana (Aula Kantor Bupati). Tentu, ada bupati Minsel dan para camat dari berbagai kecamatan guna mengikuti arahan singkat dari Bupati Minsel kepada kami.

Menarik, dan berkesan. Ketika kami mendengar pernyataan dari Bupati Minsel mengatakan; "Kalau ada camat yang tidak menerima atau mahasiswa tidak disambut dengan baik di desa, lapor saja ke saya."

Seusai mengikuti arahan bupati, pikirku kami akan mencari masing-masing kendaraan menuju desa tempat KKT. Ternyata, di luar atau depan Kantor Bupati masing-masing Kecamatan sudah menyiapkan kendaraan Pick Up untuk kami mahasiswa.

"Semasa dalam pembekalan di kampus bahwa kami disarankan agar menyiapkan uang saku sebab belum tentu masyarakat bersedia menjamin kebutuhan sehari-hari selama KKT di sana."

Sehingga, saya sendiri berpikir "KKT di desa nanti yang saya kunjungi tidak sama di desa saya, maka saya harus membawa uang saku yang cukup selama KKT di sana agar tidak kelaparan."

Akhirnya, kami pun tiba di Desa Pakuure Tinanian. Kami berkumpul di rumah  Hukum Tua atau Kepala Desa (mendengar arahan singkat) dan mereka menyambut dengan baik (Pemerintah Desa). Juga, masyarakat setempat menyambut kami dengan ramah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline