Lihat ke Halaman Asli

Arnol Goleo

Anakmomen

Munculnya Quiet Quitting dan Quiet Firing: Bagaimana Nasib Karyawan?

Diperbarui: 22 September 2022   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sahabat kompasioner, apakah sahabat pernah mendengar istilah quiet quitting atau quiet firing? Atau sahabat baru mendengarnya? Atau sahabat sudah mendengarnya namun mengabaikan itu?

Tahun 2021 tepatnya di bulan september saya mendengar informasi ada lowongan kerja yang dibuka saat itu. Kabar ini saya dengar dari salah satu saudaraku, waktu itu ia masih di Manado sebelum menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi.

Saudaraku itu, mengirimi saya sebuah lowongan kerja dalam bentuk foto melalui facebook. Lowongan kerja yang dibuka itu oleh salah satu perusahaan yang bergerak di dunia ritel. Saya pun bergegas melamar pekerjaan tersebut. Akhirnya, melalui tahapan seleksi berkas dan wawancara hingga mengikuti training di Ternate saya pun lulus. Dan diterima bekerja di perusahaan tersebut.

Saya pun mulai bekerja. Karena saya sebagai karyawan baru perlu banyak belajar serta penyesuaian (adaptasi) lingkungan di tempat kerja. Kami, saya dan teman-teman sekerja didampingi oleh karyawan yang sudah lama bekerja atau yang sudah berpengalaman yaitu mereka berasal dari berbagai daerah seperti Makasar, Kalimantan dan, termasuk dari Jawa.

Selain berkerja sesuai dengan tugasnya masing-masing kami juga di arahkan agar bekerja bersama artinya bekerja tim karena memang di sana harus bekerja tim itu sesuai dengan caranya perusahaan.

Setelah bekerja dua bulan satu-satu kami mulai "dilepas," maksudnya diberikan kami yang memegang tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri sedangkan pendamping hanya sebatas memantau. Namun ketika kami masih bingung, bisa bertanya atau meminta bantuan kepada mereka.

Bukan hanya itu, setelah bekerja beberapa bulan kami mulai dipromosikan jabatan. Awalnya tugas saya sebagai pimpinan shift kemudian dipromosikan jabatan menjadi Asisten Kepala Toko pada bulan ketiga. Pada bulan keempat tepatnya Januari 2022 diangkat jadi Asisten Kepala Toko begitu pula dengan teman-teman saya yang lain juga ikut dipromosikan jabatannya yaitu dari kasir ke pimpinan shift atau dari pramuniaga menjadi pimpinan shift.

Ini merupakan kabar baik bagi kami dan bukan hanya kami, tentu siapa saja yang berkerja dalam perusahaan atau di kantor-kantor/instansi instansi lainnya pasti senang ketika mendengar kabar naik jabatan. Gaji pun tentu ikut naik walau tidak seberapa.

Tidak hanya sampai di situ, pada bulan Februari kami di promosikan jabatan lagi. Sampai di sini pasti anda bertanya; kenapa begitu cepat karyawan dipromosikan jabatannya? Apa tidak sebaiknya karyawan bekerja lebih lama lagi baru dipromosikan jabatannya?

Mengingat, perusahaan tersebut baru saja membuka cabang dari Manado kemudian dibuka cabang lagi di wilayah Ternate. Selain itu, dari Ternate meluas sampai ke Pulau Halmahera sehingga semua karyawan dipersiapkan untuk dapat memegang jabatan dalam mengoperasikan toko dimana karyawan itu ditugaskan karena pertimbangan pendamping tidak lama mendampingi kami langsung pulang.

Pada bulan kelima Februari 2022 dipromosikan (jabatan) lagi, akhirnya pada awal bulan keenam atau Maret 2022 saya diangkat menjadi Kepala Toko. Ini kabar yang baik bukan? Selain diberikan upah atau gaji kami juga dapat berkarir di sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline