Lihat ke Halaman Asli

Kisah Hidup Putri (Part I)

Diperbarui: 31 Agustus 2022   03:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PixelLab (Arnol Goleo)

"Sebuah desa terpencil, jauh dari kota, tak ada sinyal. Di sana seorang bayi dilahirkan. Dan dibesarkan seorang ibu, tanpa ayah."

Bayi itu lahir. Satu tahun kemudian ibunya memberikan nama Putri. Setelah Putri berusia dua tahun ibunya membawa Putri keluar dari desa. Dan mereka tinggal di sebuah gubuk kecil tanpa dinding, di hutan.

Kini, Putri sudah berusia enam tahun.

"Bu, ayah di mana?" Putri menanyakan ayahnya.

"Ayah Putri kecelakaan ditabrak mobil saat ayah sedang jualan bakso keliling, waktu itu ibu sedang mengandungmu enam bulan." Mata ibu Putri berkaca-kaca saat menceritakan apa yang ditimpa Varno, suaminya itu. Bu Meylan tak menahan air mata yang meleleh di pipinya, mengingat semasa mereka pacaran sampai menikah Varno sangat menyayanginya.

"Tapi kenapa bu, kita tinggal di hutan, apakah kita tidak punya rumah?" Tanya Putri.

Dengan lembut ibunya menjawab. "Kita punya rumah Put!"

"Tapi kenapa kita tinggal di hutan ini, bu?" Putri mengulangi pertanyaan yang sama.

"Bu Meylan hanya menangis tak sanggup menceritakan kejadian enam tahun yang lalu sebelum dan sesudah bu Meylan melahirkan Putri." Bu Mey rasa belum saatnya untuk menceritakan kejadian tersebut kepada putri secara detail sebab Putri masih kanak-kanak. Putri belum siap.

"Maafkan Putri bu, kalau pertanyaan Putri melukai hati ibu." ujar Putri yang tak tega melihat ibunya menangis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline