Lihat ke Halaman Asli

Bulan Meredup

Diperbarui: 24 Agustus 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu itu
Di malam yang sunyi
Kita duduk disebuah tepi pantai
Kau, manisku, mengharapkan
kehadiran sosok bulan

Lalu aku berkata kepadamu
Untuk apa kau mengharapkan
cahaya bulan
Tanpa cahayanya pun kau sudah
terlihat cantik dan manis

Dan kau tertawa
Sampai bulan tak lagi mengeluarkan cahanya sedikitpun
Kamu tahu kenapa?
Karena ia tahu bahwa cahayanya tak mampu melunturkan cantik parasmu

Hingga cahanya mulai redup
ditutup awan sampai matahari terbit

Bailengit, 24 Agustus 2022

Arnol Goleo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline