Lihat ke Halaman Asli

Membunuhku Tanpa Menyentuh

Diperbarui: 20 Agustus 2022   21:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebelum aku pergi melamarmu
Sempat kutitipkan sebuah pesan
Ibu, aku pergi melamar seorang gadis
Melamar dia sebagai menantumu

Gadis itu menginginkan seorang pendamping hidup, kata temanku!

Ku pergi dengan sebuah harapan
Ibu mendapat seorang menantu

Gadis yang ada di sini, sempat ku lamar
Namun ditolak
Maka dari itu hari ini juga aku pergi
Demi dia calon menantumu, ibu!

Ternyata sama
Dia juga menolakku, ibu!

Gadis siapa dan gadis mana lagi yang ku lamar menjadi menantumu, Ibu?

Tak ku sangka, mendengar kabar
Ada seorang gadis menungguku
Kali ini gadis yang berbeda

Aku pun cepat-cepat pulang
Supaya aku dapat melamar dia sebagai menantumu

Aku tak perduli
Dia menerimaku atau tidak
Demi ibu, ku coba melamarnya
Dan akhirnya dia menerima lamaran ku

Namun, berjalannya waktu
Ia meninggalkanku
Meninggalkanku tanpa suara
Bagiku ini adalah hinaan

Hinaan yang ia bungkus dengan kata-kata manis: Aku mencintaimu sampai akhir hayatku

Ternyata dia ...Sadis!

Membunuhku tanpa menyentuh!

Bailengit, 20 Agustus 2022

Arnol Goleo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline