Lihat ke Halaman Asli

Judul Hasil Survey LSI: "Ahok Potensial Kalah", Logiskah?

Diperbarui: 4 Oktober 2016   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto : detik.com

Setelah lama tidak muncul di public, akhirnya lembaga survey ini muncul juga dengan mengumumkan hasil survey terbarunya tentang pilgub DKI.  Angka-angka yang di cantumkan  seperti biasanya hasilnya mirip-mirip pada lembaga survey lainnya. Yaitu mencantum nama Ahok diatas calon lainnya.

Adapun hasilnya adalah dengan  angka elektibilitas Ahok masih diatas yakni  31,4 persen , posisi ke dua Anis 21,1 persen dan posisi ketiga Agus 19,3 persen. Sekilas jika dilihat  memang angka-angka diatas benar adanya, masih menunjukkan bahwa Ahok tetap memimpin dalam hal perolehan elektibilitas.

Cuma yang menjadi aneh adalah, saat konferensi pers yang dilakukan oleh lembaga ini.Malah jJustru yang di tonjolkan adalah sebuah kalimat yang mengatakan “AHOK POTENSIAL KALAH”.

Entah ini adalah kutipan kalimat sekadar taktik agar membuat orang tertarik membacanya atau hanya sekadar taktik untuk menaikkan pamor Lembaga Survey ini. Atau memang di rasa kurang bombastis jika judulnya di ganti " A potensial menang"?

Karena seperti kita ketahui sejak  pilkada DKI 2012 dimana dalam pilkada itu dimenangkan oleh Jokowi-Ahok.  Tentunya  public yang masih ingat bagaimana lembaga ini memunculkan hasil surveynya,  bahwa Jokowi berpasangan dengan akan Ahok kalah tipis jika dibanding incumbent saat itu yakni Foke.

Tapi ternyata  sebaliknya, hasil pilkada mereka menang. Maka sejak itu kita mulai jarang mendengar publisitasnya lagi seolah tersaingi oleh lembaga survey lainnya.

Dari judul yang di tonjolkan yakni “Ahok Potensial Kalah” memang sudah bisa di tebak kearah mana tingkat subjektifitas lembaga ini akan berlanjut.  Tentu kitapun sudah bisa mulai menganalisa, yakni  yakni kearah mana semua ini. karena terkesan seolah dengan menyebut dulu nama Ahok entah itu dalam artian positip maupun dalam arti sebaliknya menjadi urusan belakang. Rasanya akan semakin ok.

Itulah contoh permainan kata-kata agar public semakin penasaran untuk mengetahui hasil dari lembaga ini. Artinya tentu sudah ada kepercayaan maupun ketidak percayaan sendiri yang masih diingat oleh public tentang hasil-hasil survey mereka sebelumnya.

Sehingga untuk menaikan pamornya kembali, perlulah seolah mendompleng nama Ahok.  Agar sepertinya  orang semakin dibuat penasaran dengan kalimat-kalimat yang tonjolkan ke public seperti itu. 

Lalu apakah ini bagian dari teknik marketing? Atau bagian dari cara untuk mencari perhatian public kembali.

Atau bisa jadi diluar itu semua itu,  tak menutup kemungkinan adalah salah satu bagian dari pesanan dari pihak-pihak yang memang sangat  membutuhkan kalimat-kalimat pamungkas yang akan mendegradasi secara halus kepercayaan public kepada salah satu calon pasangan gubernur tapi dengan kedok hasil survey yang seolah objektif. Bisa jadi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline