Lihat ke Halaman Asli

Jelang Pilkada DKI: Moncong Putih vs Moncong Hitam

Diperbarui: 3 Agustus 2016   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi

Marilah mencermati Pertarungan Moncong Putih Vs Moncong Hitam, Jelang Pilkada DKI.

Cerita soal dugaan adanya moncong putih dan moncong hitam, di dalam internal PDI Perjuangan menarik untuk kita cermati. Tanpa berburuk sangka atau ikutan masuk dalam urusan rumah tangga Partai PDI Perjuangan, bukanlah maksud penulis  untuk membuka bahwa adanya dugaan telah terjadinya pertarungan halus di dalam internal PDI Perjuangan.

Demikian juga  tulisan ini tidak bermaksud ikut cawe-cawe kedalam kondisi internal partai tersebut . Tapi hanya sekadar memberi masukan sekaligus membuka telinga dan pikiran kita, sebagai salah satu rakyat Indonesia yang masih peduli dengan perkembangan politik di tanah air.

Tentu kita tidak rela bila suatu partai nasionalis yang selama ini disegani lalu di ganggu-ganggu oleh kepentingan internal beberapa oknumnya yang punya posisi cukup berpengaruh dalam pertarungan dan seolah mereka-mereka itu saat ini terkesan kebingungan dalam menghadapi pilkada di DKI.

Bingung entah soal apa, tapi klimaks kebingungan ini, nampak dalam pertemuan terbaru pengurus tingkat DPD DKI antara pengurus PDI Perjuangan dengan Pengurus PKB. Dalam pertemuan ini disebukan bahwa mereka sepakat kedua pengurus tersebut tidak untuk milih Ahok alias asal bukan Ahok???.

Suatu pernyataan politik yang cukup aneh, karena yang namanya partai besar tentu berpikirnya tidak cenderung kepada pribadi-pribadi tertentu apalagi sampai menyebutkan nama seorang Ahok sebagai seorang yang tidak harus di dukung bahkan dengan pokok kesepakat tidak memilih Ahok.??

Bijakkah? Pernyataan seperti ini bagi sekelompok politisi yang kabarnya mewakili konstituennya  untuk hanya sekadar menyerang pribadi seorang Ahok, hanya karena dia tidak disukai, dimana dari sisi mereka, Ahok dianggap kurang sopan santun? Lalu seolah menjadikan sentimen ini menjadikan stempel, terkesan  itulah suara partai atau suara seluruh pengurus setingkat DKI?.

Lagi-lagi, sungguh menggenaskan, seolah sudah di luar akal sehat  sebagai seorang politisi yang di tuntut bijak. Ternyata tak lain hanyalah sekumpulan orang yang sepakat tidak menyukai seorang calon gubernur, lalu kompak untuk tidak memilihnya.

Bertindak bijak dan berpikir objektif  tanpa dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau kelompoknya. Seolah mulai luntur di dalam suatu partai politik yang bernama PDI-Perjuangan.

Dengan lambang moncong putih yang lahir dengan ujian setelah terjadinya pristiwa 27 juli. Dimana saat itu, kubu Suryadi yang di dukung pemerintah, berusaha merebut kepemimpinan PDI dari tangan Megawati. Maka atas dasar itu, sebagian elemen bangsa ini bahu membahu membela Megawati yang saat telah dizalimi oleh penguasa orde baru.

Kader moncong putih yang masih konsisten dengan perjuangannya, tetaplah dia menjadi moncong putih yang sejati. Tanpa harus mengharapkan pamrih atas perjuangannya membela partai dan sekaligus rakyat yang di representasikan kepada rakyat wong cilik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline