Lihat ke Halaman Asli

Membayangkan Pencalonan Ahok Gagal? Dikerjain oleh Lawan-lawan Politiknya

Diperbarui: 22 Februari 2016   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membayangkan Pencalonan Ahok Gagal? Dikerjain oleh Lawan-lawan PolitiknyaFoto ilustrasi : news.liputan6.com

Saya mencoba menulis dengan pikiran sederhana saja tanpa bermaksud menjadi pendukung fanatik Ahok lalu membabi buta membela Ahok. Anggapan inilah untuk sementara waktu diabaikan dulu dan mencoba berpikir jika seandainya Ahok tidak bisa mengikuti pemilihan Gubernur dengan berbagai alasan untuk di jegal oleh lawan-lawan politiknya. Serta penjegalan itu berhasil?

Mari kita coba melihat dimana saja manuver celah-celah Ahok dapat di kerjai oleh mereka-mereka yang memang sejak awal tidak suka dengan Ahok.

Manuver asal jangan Ahok, gaung bersatunya sekelompok orang yang berencana bahwa yang terpenting Ahok harus di jegal dengan berbagai cara. Baik dengan cara halus dan santun seolah mendukung program Ahok padahal yang sebenarnya adalah menjerumuskan secara perlahan. Kita bisa melihat dari komentar-komentar terhadap Ahok sering di akhir komentar dibumbu-bumbui rasa tak suka dan lain sebagainya. Dengan cara seolah mendukung bahwa Ahok baik programnya, TAPI?... Untuk mereka yang agak frontal akan terang-terangan menyatakan bahwa program Ahok banyak yang gagal dan lain sebagainya.

Teknik manuver mengarah ke isu sara, tapi sebetulnya manuver ini sudah tak laku di jual kecuali orang-orang terdekat yang suka menggunakan metode ini. Lalu mimpi seolah benar-benar akan terjadi dan dikondisikan agar logika pembenaran bahwa isunya seolah benar adanya. Semua diputar balikan seakan mendekati kebenaran atas analisa kacang goreng yang selalu disebut-sebutkannya agar bisa mempengaruhi banyak pihak dan terprovokasi untuk segera mempercayai model-model cerita dongengnya.

Padahal untuk mereka yang tidak buta informasi dan selalu rajin mendengar dari media, tentunya isu ini sudah tidak mempan lagi. Dari sini bisa dilihat gaya politik kecerdasannya yang selalu meniupkan isu ini mudah terlihat. Pola pikir yang pendek gampang dipengaruhi lalu di sulut emosi sesaat seolah semua jelek kecuali omongan politisi atau orang yang dekat dengannya.

Manuver kasus sumber waras, seolah kasus ini seperti nya sudah diputuskan oleh pengadilan bahwa Ahok benar adanya dan terlibat korupsi dalam kasus sumber waras ini. Jadi semua opini seolah hendak digiring kesana dan semua perangkat hukum untuk mendukung pemeriksaan kasus ini. Jadi dengan penggiringan ini, yang menjadi target adalah agar Ahok segera ditetapkan jadi tersangka. Yakni dengan cara mulai membuat rencana menongkrongi KPK setiap 2 kali dalam satu bulan. Seolah KPK ditagih kerjaannya dan seolah KPK punya hutang untuk menjadikan tersangka seorang yang bernama Ahok.

Padahal sebenarnya kasus ini adalah hasil pemeriksaan BPK, taksiran NJOP tanah RS Sumber Waras saat itu ditemukan perbedaan dengan aktualnya atau harga pasarnya. Selisih ini dianggap sebagai adanya potensi korupsi oleh Ahok karena negara potensial dirugikan? Kita tahu bahwa sudah menjadi fakta jika setiap taksiran harga NJOP harga sebidang tanah akan sering berbeda dengan harga pasar atau harga actualnya? Potensial rugi bukan berarti riil kerugian, kalau dirasa rugi ya mending sekarang tanahnya dijual kembali saja. Maka sudah pasti akan untung karena kenaikan harga saat ini. Nah kalau untung, apakah Ahok lalu mendapatkan tanda jasa?

Manuver calon independen kemungkinan akan dijegal lewat verifikasi dukungan terhadap Ahok. Maka kita anggap saja relawan teman Ahok sudah mengumpulkan sejuta tanda tangan. Lalu akan diverifikasi oleh petugas dari KPU. Nah kalau KPU nya ada titipan atau bermain-main melalui teknik verifikasi KTP dengan fisik orang yang mendukungnya untuk di cross check bisa saja terjad. Caranya yaitu orang yang ada didaftar, dipanggil atau di datangi alamatnya oleh petugas verifikasi pada saat jam kerja atau tengah malam atau kapan saja jika orang tersebut lagi sibuk. Jika tak ada di tempat maka biksa saja sipetugas verifikasi menganggap fiktif dan lain sebagainya. Namanya juga politik? Apa saja bisa terjadi.

Manuver parpol besar untuk keroyokan head to head lawan Ahok. Dalam kenyatan metode ini sudah nampak jelas sekali, dimulai sejak awal saat Ahok menyatakan keluar dari partai politik. Maka serangan terhadap Ahok dengan berbagai cara terus dilakukan baik secara partai maupun secara perorangannya. Sehingga kadang sulit membedakan mana pribadi mana atas nama partai.

Manuver DPRD dugaan akan memboikot laporan Ahok, kondisi ketidak cocokan dengan DPRD sampai hari ini masih terus terjadi. Padahal sebenarnya kalau dilihat tidak semua anggota DPRD sepakat dengan kondisi yang demikian. Yakni terkesan mereka selalu mencari-cari kesalahan Ahok. Dibuat kesan bahwa walau Ahok tetap didukung rakyat maka kepemimpinan dia belum tentu sukses jika berhadapan dengan DPRD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline