Lihat ke Halaman Asli

Contoh Tak Baik: Diduga Akal-akalan Menjalankan Perintah Presiden Dalam Kasus Novel Baswedan

Diperbarui: 11 Februari 2016   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh Tak Baik : Diduga Akal-akalan Menjalankan Perintah Presiden Dalam Kasus Novel Baswedan.

sumber foto : antaranews.com

Judul tulisan ini bukannya bermaksud mencurigai kinerja suatu institusi tertentu. Tapi melalui tulisan ini mencoba mempertanyakan penanganan terhadap kasus Novel Baswedan sudah sampai sejauhmana? Karena beberapa minggu lalu Presiden setelah bertemu dengan Kapolri dan Jaksa Agung lewat juru bicaranya mengatakan bahwa kasus Novel Bawedan, diminta agar segera diselesaikan.Tapi sampai hari ini, nampaknya ada kebingungan atau memang membingungkan sendiri agar seolah perintah ini sangat susah dilaksanakan?

Penjelasan dalam konferensi pers tersebut telah mengakhiri polemik terhadap kasus Novel Baswedan , AS, BW untuk di kriminalkan. Tadinya publik masih ragu apalagi setelah sebelumnya Novel Baswedan datang ke Bengkulu untuk diperiksa oleh jaksa atas kasus yang dituduhkan kepadanya beberapa tahun lalu.

Tentunya kejaksaan di Bengkulu sebelum melanjutkan kembali pemeriksaan kasus tersebut. Sudah barang tentu akan meminta persetujuan atasannya yang berada di Jakarta. Bila Jakarta setuju barulah mereka berani untuk melanjutkan kasus ini. Begitulah mekanisme yang lumrah kita jumpai dalam organisasi yang bermodelkan semi komando.

Jadi kalau yang di Jakarta masih berlagak tidak tahu, seolah tanpa koordinasi tentu patutlah kita pertanyakan akan motif yang sebenarnya.

Kita tahu beberapa waktu lalu tanpa didahului penjelasan yang memadai, tiba-tiba saja pak Novel di jadwalkan untuk diperiksa oleh kejaksaan di Bengkulu. Maka sejak itulah terjadi polemik yang luar biasa atas dunia hukum kita. Apa sebenarnya yang telah terjadi, dan terkesan seolah kasus ini telah menimbulkan kegaduhan baru.

Padahal sebelumnya publik berharap banyak kepada kejaksaan agar menuntaskan kasus papa minta saham? Tapi sampai hari ini pun kasus ini tak pernah jelas?

Bahkan kabar terbaru mereka kesulitan mencari MRC untuk dimintai keterangan.  Bahkan seolah terkesan sekali ada ketidak seriusan dalam menangani kasus papa minta saham? Apakah dengan dimunculkan kembali kasus Novel, terus publik digiring agar melupakan kasus papa minta saham. Mudah-mudahan tidak senaif itu.

Tapi arah kesana sebetulnya dapat kita cermati dengan tanda-tanda sepertinya pemeriksaan kasus papa minta saham ini mulai mununjukkan titik balik dimana titik balik tersebut ditunjukan dalam bentuk rasa pesimis sang pemeriksa atas kemampuannya tidak bisa menghadirkan saksi kunci utama.

Bandingkan saja jika rakyat biasa yang tidak hadir, pastilah dicari kemana-mana bahkan juga akan dilakukan perintah di cekal. Nah dalam kasus papa minta saham ini sebenarnya apa yang sudah dilakukan jika saksi kunci mangkir tidak hadir atau tidak datang.?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline