Lihat ke Halaman Asli

Sabarniaty Saragih

Ibu rumah tangga dengan tiga anak

"Ma, Aku Takut Mati"

Diperbarui: 8 Agustus 2020   18:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri


"Ma, aku takut mati", tangisnya sore itu.

Badannya demam dan aku menemaninya istrahat di kamar.
Aku mencoba pura-pura tidur dengan harapan dia bisa segera tidur karena dari tadi dia tampak gelisah, hanya membolak balik badannya.

"Adek kenapa?", kataku ketika kudengar dia sesengukan.

"Di mana yang sakit?",lanjutku sambil memegang dahinya. Kuatir panasnya makin tinggi.

Dia menggeleng tapi tangisnya makin pecah.
"Trus kenapa kok tiba-tiba nangis? Benar tidak ada yang sakit?", kataku memastikan.

"Enggak ada", jawabnya singkat.

"Lalu kenapa Adek menangis?", kataku mengulangi pertanyaan yang sama.

Tangisnya makin kencang sambil berkata, "Ma, Aku takut mati. Aku takut kalau mati tidak bisa bergerak, tidak bisa membuka mata makanya aku tidak mau tidur"

Aku menghela nafas panjang. Kemudian aku mulai menjelaskan tentang kematian kepadanya.

"Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh", kataku memulai penjelasan.

"Yang mati itu adalah tubuh kita, daging, jadi kalau sudah mati memang tidak bisa bergerak lagi. Jika kita sudah mati, kita tidak perlu tubuh lagi, yang masuk surga atau neraka bukan tubuh tapi roh", kataku memberi penjelasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline