Krisis lingkungan merupakan tantangan besar di era modern. Oleh karena itu, mahasiswa UNAIR diharapkan dapat mengambil langkah nyata untuk menjaga kelestarian bumi. Hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan hal-hal sederhana namun bermakna, seperti membawa tumbler, alat makan pribadi, dan menggunakan transportasi umum. Semua tindakan sederhana ini tidak hanya membantu mengurangi sampah plastik dan emisi karbon, tetapi juga mendukung beberapa poin yang ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) termasuk SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan SDG 13 (Aksi Iklim). Selain itu, inisiatif ini juga selaras dan mendukung pembentukan Masyarakat yang Sehat dan Berkelanjutan yang kuat dengan SDG 11 (Kota dan Masyarakat Berkelanjutan) dan mendukung kesehatan melalui gaya hidup yang lebih bersih seperti yang ditunjukkan pada SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan). Artikel ini akan membahas mengenai program Kampoeng Djoeang, Green Running oleh Wanala UNAIR, dan fenomena Mahasiswa Baru UNAIR yang menjadi bagian gerakan lingkungan hijau.
Komunitas Kampung Djoeang merupakan salah satu contoh nyata dari gerakan keberlanjutan yang diusung oleh alumni UNAIR. Komunitas ini menunjukkan bahwa gaya hidup tanpa sampah dapat dimulai dari hal kecil, yaitu penggunaan tumbler dan alat makan yang dapat dibawa pulang. Salah satu kegiatan yang mereka lakukan adalah mengadakan seminar dan pelatihan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama mahasiswa, tentang pentingnya pengurangan sampah. Contoh nyata yang diberikan komunitas ini adalah dengan menyediakan fasilitas isi ulang air minum dan mempromosikan penggunaan produk lokal yang ramah lingkungan. Kampung Djoeang telah berhasil menunjukkan bahwa gaya hidup berkelanjutan tidak hanya untuk kebaikan planet kita, tetapi juga memberdayakan masyarakat setempat secara ekonomi.
Sebagai organisasi yang menghembuskan inovasi dalam dunia lingkungan, Wanala UNAIR berinisiatif untuk membuat Green Running, sebuah acara olahraga yang mewujudkan gerakan hidup sehat dan peduli lingkungan. Acara ini berupaya untuk meminimalisir sampah plastik sekali pakai dengan meminta para peserta untuk membawa tumbler sendiri. Mereka mengatakan bahwa masalah terbesarnya adalah mengubah kebiasaan masyarakat yang bergantung pada plastik. Namun, respon positif dari para peserta membuktikan bahwa langkah kecil seperti ini dapat membawa perubahan besar.
Untungnya, saya dan teman-teman saya berhasil menjaga keseimbangan dengan gaya hidup kami, tetapi kami harus beradaptasi dengan gaya hidup sehari-hari sebagai mahasiswa baru. Salah satu hal kecil yang kami lakukan adalah membawa gelas dan alat makan sendiri ke kampus. Kami memulai hal ini untuk memangkas biaya, tetapi hal ini terbukti ramah lingkungan juga. Selain itu, kami juga memutuskan untuk menggunakan transportasi umum untuk mengurangi emisi karbon. Apa yang kami lakukan bersama membuat pengalaman ini menjadi lebih bermakna. Sementara itu, kami tidak hanya belajar tentang perlunya merawat planet kita tetapi, dalam prosesnya, kami juga menjalin ikatan solidaritas di antara sesama novis.
Kebiasaan kecil seperti membawa tumbler dan peralatan makan pribadi membuat perbedaan. UNAIR memiliki mahasiswa yang menginspirasi untuk menjadi agen perubahan berkat inisiatif seperti Green Running oleh Wanala dan Kampung Djoeang. Jika kita semua melakukan sesuatu yang kecil, bersama-sama kita dapat membuat perubahan besar. Bantulah lingkungan, para mahasiswa; masa depan bumi ada di tangan kita.
Sumber:
1. Antara News. (2016). Wanala UNAIR ajak lari bawa tumbler. Retrieved from https://www.antaranews.com/berita/555749/wanala-unair-ajak-lari-bawa-tumbler
2. UNAIR News. (2023). Alumni UNAIR galakan peduli lingkungan melalui komunitas Kampoeng Djoeang. Retrieved from
https://unair.ac.id/alumni-unair-galakan-peduli-lingkungan-melalui-komunitas-kampo eng djoeang/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H