Pendidikan adalah salah satu hal yang akan merubah hal ini. Pendidikan adalah salah satu modal utama untuk menggenggam dunia. Pendidikan mengawali indahnya dari sebuah cerita dalam kehidupan. Bagian terkecil dari sebuah peristiwa yang besar meratapi setiap jejak, meratapi setiap anugerah dan juga nikmat. Masa muda tidak akan terulang kembali, tapi melalui pendidikan kita akan ingat bahwa kita pernah mengalami manisnya bangku pendidikan dan merasakan indahnya masa muda.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan secara sistematis dalam mewujudkan suasana belajar-mengajar agar para peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya. Dengan adanya pendidikan maka seseorang dapat memiliki kecerdasan, akhlak mulia, kepribadian, kekuatan spiritual, dan keterampilan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pengertian pendidikan adalah proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Tujuan pendidikan secara adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi di dalam diri para peserta didik. Dengan pertumbuhan kecerdasan dan potensi diri maka setiap anak bisa memiliki ilmu pengetahuan, kreativitas, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang baik, mandiri, dan menjadi anggota masyarakat yang bertanggungjawab.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 mewajibkan para siswa untuk membaca buku minimal 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar di sekolah setiap harinya. Permendikbud ini juga menyebutkan bahwa buku yang dibaca adalah buku non teks pelajaran. Esensi dari kebijakan permendikbud ini adalah bahwa kegiatan membaca perlu dibiasakan sebagai rutinitas harian. Melakukan hal sederhana tetapi rutin lebih efektif membentuk kebiasaan yang berkelanjutan. Demikian halnya, 15 menit membaca setiap hari akan menumbuhkan kebiasaan siswa dalam membaca sepanjang hayat.
Membaca merupakan kunci dalam proses belajar. Ketika seseorang memiliki keterampilan membaca yang baik, maka ia akan dapat menyerap berbagai macam pengetahuan. Apabila keterampilan membaca siswa rendah, maka siswa hanya akan memperoleh pengetahuan sebatas dari apa yang disampaikan oleh guru saja. Apabila tidak dibiasakan untuk gemar membaca siswa nantinya akan merasa kewalahan saat berada di kelas tinggi karena materi pelajaran yang sudah semakin kompleks.
Cianjur adalah kabupaten dengan sejuta kekayaan alam dan potensi manusia. Namun, kabupaten Cianjur dinobatkan sebagai kabupaten dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terrendah di Jawa Barat karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan dan pendidikan. Menurut penelitian dari Harvard Kennedy University menyebutkan bahwa kesehatan dan pendidikan lah yang menjadi aspek aspek terpenting kemajuan suatu negara.
Oleh karena itu, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan, Bapak H. Amad Mutawali, S.Ag,S.IP mencetuskan gagasan sebuah aplikasi ebook dengan memberi nama GECOO "Gerakan Cianjur Maca Online dan Offline."
Tujuan dibuatnya aplikasi GECOO ini sesuai dengan slogannya "Perpustakaan dalam Genggaman" yaitu untuk memudahkan akses dalam membaca agar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, kemudian untuk dapat bersaing dengan kemajuan teknologi yang berkembang pesat, juga sebagai alternatif lain dalam media membaca buku di masa pandemi, sehingga budaya literasi tetap terjaga dan lestari meski tanpa harus pergi ke perpustakaan..
Geco merupakan singkatan dari toge dan tauco. Merupakan makanan khas Cianjur dengan bahan utama tauco lalu dicampur dengan tahu, mie aci, ketupat dan cuka aren sebagai bahan penambah lainnya. Geco dipopulerkan pada tahun 1930 yang dikenalkan oleh seorang petani yang bernama Noedji. Pada saat bulan Ramadan, Noedji merasa bosan dengan menu yang biasa dihidangkan untuk berbuka puasa, sebagai penggemar tauco Noejdi melakukan eksperimen dengan menyiramkan tauco khas Cianjur ke atas toge yang sudah di rebus lalu mencampurkannya. Setelah berhari-hari mengonsumsi resep percobaannya tersebut, lalu ia mencoba menjualnya sebagai menu buka puasa di bulan Ramadan dan hasilnya ia mendapatkan respon yang luar biasa dari masyarakat.
Minat masyarakat terhadap geco semakin menurun setiap tahunnya, bahkan yang pada awalnya penjual geco berjejer seperti penjual bakso, pada saat ini hanya ada kurang lebih lima kedai geco dengan resep peninggalan Noeji di Cianjur. Eksistensi geco mulai terkikis oleh makanan-makanan modern pada saat ini.