Lihat ke Halaman Asli

Pemuja dan Memujamu

Diperbarui: 26 Januari 2018   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

9 November

            Pipi Lili selalu memerah jika mengingat Endo. Lelaki itu selalu menjadi bayang-bayang dan lamunan indah dalam benaknya. Ia begitu memuja sosok berambut kriting, tinggi, dan berkacamata sampai-sampai di dalam pintu lemari pakaiannya lima lembar foto lelaki itu ditempel begitu rapi. Dipandangi setiap ia ingin melakukan aktivitas di luar rumah.

            "Andai kamu tahu kalau aku begitu memuja sampai aku hilang akal sehat, Endo," gumam Lili. Ia tersenyum kecil, memandangi botol kecil yang ada dalam lemarinya kemudian menutup pintu lemari pakaiannya. 

            Lili menutup pintu kamar pelan. Ia mengikat rambut ikal yang mulai melewati bahu. Sebenarnya Lili bisa saja menyempatkan diri mengikat rambutnya tapi ia lebih banyak menghabiskan waktu memandangi foto-foto itu.

            Perempuan itu ingat betul saat ibunya tanpa sengaja membuka pintu. Ibunya mengomeli dirinya dengan kecepatan bicara 40 km/jam. Ia tidak peduli. Sang ibu geleng-geleng kepala melihat tingkah sang anak lalu meninggalkan putrinya sendirian di sana.

*

            Di sekolah pun Lili selalu berusaha menyempatkan diri untuk melihat Endo. Di kelas di taman, dan setiap tempat di sekolah yang dilewati Endo. Tak luput dari pengawasannya. Seolah dia merupakan pengagum sekaligus pengutit rahasia. Tapi sayangnya akhir-akhir ini Endo sering tidak menampakkan diri.

            Ke mana lelaki pujaanku itu? Haruskah kubertanya pada teman-temannya? pikir Lili sambil mengelus dagu bulatnya. Lili tersentak seperti ada wahyu turun dari langit ke kepalanya.

            Aha! Aku tanya saja pada Richard. Mungkin dia tahu di mana Endo berada.

           Lili segera menuju tempat tongkrongan Richard, kantin mas Doy. Di kantin berukuran 8x10 meter dilengkapi tiga meja panjang, Richard sedang lahap menikmati mi kuah sampai kuahnya menempel di pinggir bibirnya.

            "Untung aku tahu kamu di sini. Aku mau nanya satu hal sama kamu," kata Lili sambil duduk di depan Richard.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline