Lihat ke Halaman Asli

Lukisan Terkutuk

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi ini , di Pasar Horas , ia dan ayahnya sedang berjalan - jalan di daerah sekitar pasar untuk mencari toko - toko yang menjual barang - barang antik . Namanya Endra . Ia tinggal bersama dengan ayahnya di Perluasan . Sejak kecil , iadibesarkan oleh ayahku dan ibunya t'lah lama meninggal dunia sewaktu melahirkan dirinya . Mungkin itulah sepintas kisah hidup yang bisa ia ceritakan .

Ratusan manusia berlalu lalang memenuhi koridor tempat di mana para pedagang mendirikan kios - kios kecil untuk menjajakan dagangan mereka . Rasa sesak dan sumpek begitu sarat ketika ia masuk ke dalam bangunan bertingkat empat , di kiri maupun di kanan penuh dengan aktivitas jual - beli para pedagang ataupun para pedagang yang sekedar menawarkan kepada setiap orang yang lewat .

Lelah sekali rasanya . Seperti mereka tidak menemukan toko yang mereka cari . Kebanyakan kios - kios di sana menjual bumbu rempah - rempah , pakaian , dan sayur / buah - buahan - tidak ada toko yang menjual barang - barang antik . Mereka hampir putus asa , tapi itu sirna ketika aku melihat sesuatu .

" Ayah di sana ! " serunya pada ayah .

Ia menunjuk salah satu kios yang berplang ' Toko Antique Abadi ' . Ia tertarik dan mengajak ayahnya ke sana , sepertinya ayah juga tertarik dengan toko itu, kemudian mereka langsung menghampirinya .

Di depan toko itu , mereka disambut dengan ramah oleh seorang laki - laki yang ditaksir berumur 30 - an , wajahnya agak kekotakkan , kulit sawo bersih , tersenyum tipis pada mereka .

" Mau cari apa , pak ? " tanya laki - laki itu .

" Mau cari lukisan antik , bisa dilihat - lihat dulu pak ? "

" Oh silakan pak . " Laki - laki itu mempersilahkanmereka untuk melihat lukisan ynag terpajang .

Di toko yang berukuran 11 x 5,5 meter itu memuat beberapa koleksi benda antik mulai dari guci , patung , vas bunga , sampai lukisan . Semua dipanjang rapi sesuai dengan tempatnya meskipun toko itu tidak terlalu luas . Ayah memandang - mandangi satu per satu lukisan yang melekat di pajangan , mayoritas tema lukisan adalah pemandangan , flora , dan fauna . Tema lukisan seperti itu sudah banyak memenuhi dinding rumahnya . Ia ingin mencari tema - tema baru yang lebih menarik sampai pandangan matanya tertuju pada salah satu lukisan di sudut .

" Kalau yang ini , apakah dijual ? "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline