Air mengalir deras dari keran wastafel . Indri menampung air itu di kedua tangannya dan dibilaskan ke wajah yang ditumbuhi jerawat - jerawat halus . Ia tahu ,rasa kantuk yang hinggap di matanya disebabkan oleh film Korea yang semalam ia tonton dari laptopnya . Sangking seriusnya , ia sampai lupa bahwa waktu sudah menunjukkan jam 2 dini hari dan sekolah masuk pukul 07 . 15. Bukan itu saja , pelajaran Sosiologi yang membosankan , membuat kantuknya s'makin menjadi - jadi . Agar ia tak tenggelam dalam kantuknya , ia permisi kepada pak Tonny ke kamar mandi dan ia mengizinkannya .
Kini ia sudah siap untuk kembali ke kelas . Namun , ekor matanya menangkap sesuatu yang aneh dari bilik keempat . Suara deritan pintu toliet yang terbuka sendiri sontak mengejutkannya . Dari dalamnya , seorang wanita berjubah hitam misterius keluar dan beranjak ke tempat Indri berdiri .
" Nak ? " sapa wanita itu .
" Ada apa , bu ? " balas Indri .
Pintu kamar mandi yang sudah terbuka sedikit , ia tutup kembali begitu wanita itu bertanya padanya .
" Kau suka jubah warna apa ? Merah atau biru ? "
" Aku lebih suka warna merah . " ucap Indri spontan .
" Oh warna merah ya , kalau begitu ... "
CRAATTSSS!
Tubuh Ana bergetar hebat , mata membeliak , menyaksikan mayat seorang perempuan tewas mengenaskan dengan luka sobek melebar hampir memutus lehernya . Darah segar mengucur deras membasahi lantai , dinding , serta jubah yang dikenakan di tubuhnya . Jubah merah yang kini dibaluri darah .
" Aaaaaaaaaaaaaaa ! "