Lihat ke Halaman Asli

Sang Jubah

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air mengalir deras dari keran wastafel . Indri menampung air itu di kedua tangannya dan dibilaskan ke wajah yang ditumbuhi jerawat - jerawat halus . Ia tahu ,rasa kantuk yang hinggap di matanya disebabkan oleh film Korea yang semalam ia tonton dari laptopnya . Sangking seriusnya , ia sampai lupa bahwa waktu sudah menunjukkan jam 2 dini hari dan sekolah masuk pukul 07 . 15. Bukan itu saja , pelajaran Sosiologi yang membosankan , membuat kantuknya s'makin menjadi - jadi . Agar ia tak tenggelam dalam kantuknya , ia permisi kepada pak Tonny ke kamar mandi dan ia mengizinkannya .

Kini ia sudah siap untuk kembali ke kelas . Namun , ekor matanya menangkap sesuatu yang aneh dari bilik keempat . Suara deritan pintu toliet yang terbuka sendiri sontak mengejutkannya . Dari dalamnya , seorang wanita berjubah hitam misterius keluar dan beranjak ke tempat Indri berdiri .

" Nak ? " sapa wanita itu .

" Ada apa , bu ? " balas Indri .

Pintu kamar mandi yang sudah terbuka sedikit  , ia tutup kembali begitu wanita itu bertanya padanya .

" Kau suka jubah warna apa ? Merah atau biru ? "

" Aku lebih suka warna merah . " ucap Indri spontan .

" Oh warna merah ya , kalau begitu ... "

CRAATTSSS!

Tubuh Ana bergetar hebat , mata membeliak , menyaksikan mayat seorang perempuan  tewas mengenaskan dengan luka sobek melebar hampir memutus lehernya . Darah segar mengucur deras membasahi lantai , dinding , serta jubah yang dikenakan di tubuhnya . Jubah merah yang kini dibaluri darah .

" Aaaaaaaaaaaaaaa ! "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline